Tuesday, March 20, 2018

√ Legenda Telaga Warna Terbaik

Legenda Telaga Warna - Berikut ini ialah dongeng rakyat ihwal asal - usul terjadinya legenda telaga warna.


Legenda Telaga Warna

Pada zaman dahulu kala berdiri sebuah kerajaan di Jawa Barat yang berjulukan Kutatanggeuhan. Kerajaan itu cukup besar dan rakyatnya juga hidup dengan makmur. Hal ini dikarenakan kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang cendekia dan bijaksana yang berjulukan Prabu Suwartalaya dengan didampingi oleh seorang ratu yang baik yang berjulukan Purbamanah. Sang raja dan ratu sangat dicintai oleh rakyatnya, mereka berdua dielu – elukan di seluruh negeri. 

Namun, meskipun raja dan ratu dicintai oleh seluruh rakyatnya, mereka berdua tidak bahagia. Mereka selalu merasa kesepian alasannya ialah belum dikaruniai seorang anak pun oleh Yang Maha Kuasa. Kesedihan raja dan ratu ini pun dirasakan oleh rakyatnya. Mereka juga khawatir siapa yang akan menjadi penerus tahta kelak. 

Karena keadaan ini sang ratu terus menerus bersedih. Dia tidak mau makan dan selalu menyendiri di dalam kamar. Melihat ratunya yang bersedih, sang raja pun merasa kasihan, kemudian beliau memikirkan beribu macam cara untuk menciptakan ratunya kembali bahagia. Pada hasilnya sang raja tetapkan untuk bersemedi. Ia kemudian pergi ke sebuah gunung dan bersemedi di dalam gua. 

Hari berganti hari, sang raja pun masih berada dalam persemediannya. Namun, sesudah cukup usang ia berada di dalam gua itu. Tiba – tiba bunyi ghaib tiba dan membangunkannya dari persemedian.
“Wahai Suwartalaya, apakah benar kau menginginkan seorang anak,” tanya bunyi itu.
Sang raja yang kaget menjawab bunyi itu dengan bunyi yang gugup, “Be be be nar sekali. Aku dan ratuku ingin sekali mempunyai seorang anak.”
“Pergilah ke rumahmu alasannya ialah doamu akan saya kabulkan,” bunyi itu menambahkan.

Advertisement
Mendengar bunyi itu, sang raja menjadi senang bukan kepalang, kemudian ia kembali ke kerajaannya dengan suka cita. Benar saja, sesudah beberapa ahad kemudian, sang ratu hasilnya hamil. Kabar ihwal ratu yang tengah mengandung ini segera tersebar ke seluruh penjuru negeri. Seluruh orang di kerajaan ini pun larut dalam kebahagiaan. Setelah Sembilan bulan mengandung, lahirlah seorang putri yang manis jelita yang diberi nama Putri Gilang Rukmini. Kebahagiaan sang raja dan ratu pun kembali bertambah. Mereka mengadakan pesta yang amat sangat besar dengan mengadakan perjamuan yang glamor dan mengundang seluruh rakyatnya untuk menyambut lahirnya sang putri. 

Beberapa tahun telah berlalu, sang putri tumbuh menjadi seorang gadis yang manis dan jelita. Sayangnya kecantikan parasnya itu tidak diikuti dengan kecantikan hatinya. Putri Gilang Rukmini mempunyai perangai yang buruk dan sangat manja. Tak jarang beliau akan menangis bila permintaannya tidak dituruti oleh sang raja dan ratu. Meskipun begitu, Putri Gilang Rukmini tetap menjadi kesayangan raja, ratu dan seluruh masyarakat di seluruh penjuru negeri. Mereka berharap suatu hari nanti perangai sang putri berkembang menjadi baik saat dewasa.

Ketika sang putri akan segera berulang tahun yang ke tujuh belas, sang raja berencana untuk mengadakan pesta yang sangat besar. Dia memerintahkan patihnya untuk menyiapkan pesta yang besar dan mengundang seluruh masyarakat di kerajaan itu. Dengan segera, sang patih melakukan perintah itu. Ia kemudian menyusun pesta yang megah dan menyiapkan makanan yang sangat lezat. Mendengar sang putri akan berulang tahun, rakyat yang menyayangi sang putri merencanakan sesuatu. Mereka  ingin memperlihatkan sebuah hadiah yang sangat manis sebagai tanda rasa sayang mereka terhadap sang putri.

Akhirnya mereka tetapkan untuk mengembangkan sang putri kalung yang sangat indah. Mereka dengan sukarela bekerja dengan keras dan menyisihkan uangnya untuk hadiah sang putri. Setelah uang itu terkumpul, mereka memanggil pintar emas terbaik dari kerajaan lain untuk menciptakan sebuah kalung. Kalung itu sangatlah indah, terbuat dari emas dan ditaburi oleh kerikil – batuan mulia yang beraneka warna ibarat berlian, permata, ruby, dan masih banyak lagi.

Pesta kelahiran sang putri hasilnya tiba. Seluruh orang di penjuru kerajaan tiba ke istana dan hanyut dalam kebahagiaan. Mereka menikmati hidangan yang enak di istana. Ketika sang raja, ratu beserta putrinya keluar dari istana untuk menyambut mereka, seluruh rakyat bersorak – sorak. Mereka mengelu – elukan sang putri. 

Tibalah waktu tunjangan hadiah kepada sang putri. Mereka memperlihatkan kalung itu kepadanya. Sang raja dan ratu takjub dengan keindahan kalung itu.
“Kenakanlah kalung itu Nak, semoga rakyat senang alasannya ialah kau menghargainya,” kata sang raja.
“Iya putri ku, kalung itu sangatlah indah, niscaya akan terlihat menawan di lehermu,” tambah sang ratu.
Namun tidak disangka, sang putri menolak tunjangan itu.
“Bagus apanya, kalung ini sangat buruk dan warnanya tidak bagus. Aku tidak akan pernah mengenakannya,” kata sang putri sambil melempar kalung itu ke lantai.

Kalung itu pun pecah dan kerikil permata yang beraneka warna itu terpencar ke seluruh bagian. Melihat keadaan ini, sang ratu menangis. Begitu juga dengan seluruh rakyatnya. Mereka bersedih alasannya ialah sang putri tidak menghargai pemberiannya. 

Tiba – tiba lantai tempat kalung itu berantakan mengeluarkan air dari dalam tanah. Air itu mengalir sangat deras dan membanjiri seluruh kerajaan. Lama kelamaan air itu terus menerus mengalir menenggelamkan Kerajaan Kutatanggeuhan dan membentuk sebuah danau. Danau itu sangat indah alasannya ialah airnya beraneka warna. Orang – orang percaya warna dari danau itu berasal dari batuan permata yang dilemparkan oleh sang Putri. Danau itu hasilnya diberi nama telaga warna. 
Hingga sekarang danau itu masih dapat dijumpai di tempat Puncak, Jawa Barat. Namun sayangnya danau itu sekarang tidak seluas dahulu.    

Sumber http://www.kelasindonesia.com