Contoh Cerita Fabel untuk Anak-Anak - Fabel merupakan seni drama yang menceritakan kisah kehidupan hewan- binatang yang menggambarkan kisah kehidupan manusia. sanggup dikatakan bahwa fabel merupkan seni drama yang memakai lakon hewan. Penyampaian pesan- pesan yang akan diungkapkan terkandung dalam setiap lakon yang dibawakan oleh tokoh- tokoh hewan. Hewan- binatang yang ditampilkan dalam dongeng fabel biasanya ialah penggambaran tokoh atau sifat manusia. sehingga dalam hal ini sifat- sifat insan digambarkan dalam bentuk hewan. Dalam dongeng fabel mengandung pesan- pesan yang ingin disampaikan melalui lakon yang diperankan oleh hewan- binatang tersebut. Biasanya, hewan- binatang yang dipakai ialah binatang –hewan yang familiar dengan orang awam, biar lebih gampang dalam menyampaiakn pesan moral. Dengan fabel, nasihat- hikmah yang ingin disampaikan lebih menarik sebab memakai binatang – hewan. Meski demikian, fabel sering memasukkan tokoh insan ke dalamnya namun pernananya sangat minim. Cerita fabe merupakan dongeng fiksi atau imajinasi penulis saja dengan maksud untuk memberikan pesan biar terlihat menarik. Sering kita melihat ditelevisi atau membaca dalam buku cerita, bentuk – bentuk fabel yang disajikan dengan dongeng yang apik. Dalam artikel ini akan diberikan satu pola fabel untuk anak- anak. Semga menghibur.
Hewan dan Pemburu
Alkisah hiduplah sekawanan binatang di padang rumput Afrika yang penuh kedamaian. Hingga pada suatu hari, datanglah sekelompok singa yang memasuki kawasan tersebut. Kelompok itu dimpin oleh Romi, si singa jantan yang membawa empat betinanya. Sejak ketika itulah, warga parum tak pernah nyenyak tidur, mereka gelisa sepanjang waktu mengkhawatirkan kelangsungan hidupnya.
Sebagai pemimpin kelompok, Romi populer dengan kejam dan pemalas. Romi selalu mengandalkan empat istrinya untuk menangkap mangsa, sesudah itu ia akan menguasainya. Namun, hal ini merupakan ialah suatu konsekuensi bagi mereka. Karena Romi akan menjaga anak- anak serta keamanan mereka dari serangan singa atau binatang lain.
Setiap harinya, singa – singa jantan itu memburu siapa yang lemah, sehingga menjadikan momok bagi hewan- binatang lain terutama kelompok anak- anak. Pada suatu hari, anak – anak romi pergi bermain di sekitar wilayahnya.
“ ayah, bolehkan kami keluar bermain??? Kami sangat bosan di sini menunggu ibu pulang”, ujar sulung, anak pertama Romi.
“ Tidak!!! Kau dihentikan kemana- mana sampa Ibu-Ibumu pulang!!!”, tangkas Romi.
“ o. O..ohh, ayolah Ayah, biarkan kami main sebentar saja. Hanya di sekitar sini kok Ayah. Kami ini kan anak penguasa wilayah masa kami harus takut”, Rayu Tio, anak bungsu Romi.
“Kau benar, kalian ini ialah anak- anak ku, saya dihentikan takut akan apapun. Karena semua takut padaku. Hahahaha “, ungkap Romi bangga.
“jadi kami boleh main Ayah??”, tegas Dayu, anak gadis Romi.
“Ya tentu, kalian tidak perlu takut, pergilah!!! Dan jangan terlalu jauh Oke. Aku harus mengawasi kalian”, jawab Romi.
‘ yeee.. asikk akhirnya kita bermain di luar. Terima kasih Ayah”, ucap bawah umur Romi.
Walhasil, pergilah ketiga ana – anak Romi bermain di padang rumput yang luas. Ketika mereka sedang asik bermain, mereka melihat sekelompok anak rusa, jerapah, dan juga kelinci yang sedang asik bermain petak umpet. Ketiga anak singa itu tertarik ingin ikut bermain bersama mereka, dan akhirnya mereka tetapkan untuk menghampiri sekelompokan anak- anak binatang yang sedang bermain.
“ Haii,, apakah kami boleh ikutan bermain???”, sapa Tio si bungsu.
“Heii, kamu singa.. Kami tidak ingin ada singa di sini. Pergi kau!!!” sambut Rori si anak rusa.
“iya, kami tidak ingin ada singa di sini. Pergi!!”. Tambah Dio si kelinci.
“ Tapi kenapa kalau saya singa??? Kau tidak tau ayahku ialah penguasa di sini??? Makara biarkan kami bermain dengan kalian”, tanya Dayu.
“ ayahmu bukanlah penguasa disini. Dulu tempat ini damai. Tapi kedatangan kalian merusak segalanya. Kalian ialah perampok negeri kami. Pergi!!!”, jawab kelinci
“ itu tidak benar, Ayahku menjaga keamanan wilayah ini demi kalian”, jawab Tio.
“ Apa??? Menjaga keamanan??? Hahaha, yang benar saja! Ayahmu hanya peduli dengan keserakahan. Apakah pernah kamu tau apa yang dilakukan ibu-ibumu setiap hari??”, sahut jerapah.
“tentu, Ibu-ibuku setiap hari bekerja, sedangkan ayah menjaga keamanan wilayah. Pekerjaan yang sangat hebat bukan???”, terperinci Dayu.
“Ibumu setiap hari memburu, membunuh, dan memakan kami. Itukah yang kamu bilang hebat??? Penguasa macam apa keamanan menyerupai apa yang ayahmu cipatakan. Jelaskan padamu. Keamanan macam apa, kalau setiap harinya merasa tidak tenang. Coba kamu jelaskan!!!”, ungkap serli sambil menangis, si anak rusa yang semenjak dari tadi terdiam.
“Hei, hati- hati bicaramu, kalau kamu ingin selamat”, tangkas sulung.
“kakak, jangan menakuti mereka. Kita ingin berteman bukan mencari musuh”, ucap Dayu kepada sulung.
“kau siapa, kenapa kamu berbicara menyerupai itu”, tanya serli kepada anak rusa dengan lembut.
“aku serli, saya anak rusa. Ketika ibuku pergi mencari makan untukku, ia tak pernah kembali. Aku mencarinya sepanjang hari tapi saya tak pernah menemukannya. Sampai pada suatu hari, terdengar kabar bahwa ibu telah ditemukan, namun ketika saya kesana, saya hanya melihat jasad ibuku yang tak berdaya. Tubuhnya penuh luka bahkan tanduknya mengilang. Para tetua bilang bahkan itu ialah ulah singa. Itu ulah keluargamu. Apa kamu dengar?? Jelas serli kepada anak- anak singa.
“ kamu niscaya salah paham, kami tidak memburu kalian. Kalian ialah teman. Percayalah”, jawab Tio.
“Kau bohong, kemudian apa yang terjadi dengan Ibuku dan saudara- saudaraku yang lain??? Kau tidak tau apa yang saya rasakan. Setiap hari saya ketakukan. Pergi kamu dasar anak singa”, ucap serli kesal.
Seketika itupun serli dan kawan- mitra pergi meninggalkan anak- anak singa.
“hei, hei, tunggu, mau kemana kalian??? Bukankah kita akan bermain??? Hei!!!”, panggil Dayu.
“sudahlah,biarkan mereka pergi. Ayo kita pulang saja”, pinta Sulung.
Ketiga anak singa pun akhirnya kembali pulang, sepanjang perjalanan mereka bercakap-cakap kisah yang dialami oleh Ibu serli.
“kakak, apakah benar Ibu membunuh Ibu serli???”, tanya Dayu
“aku tidak yakin. Tpi kurasa itu bukan ulah Ibu. Kau ingatkan kalau Ibu bilang ia tidak berburu, tapi mencari hewan- binatang yang telah mati untuk kita makan”, ungkap Sulung meyakinkan adik-adiknya.
“kau benar kakak, mereka niscaya telah salah sangka.” Ujar Tio percaya.
Advertisement
Percakapan cukup panjang antara anak- anak singa itu. Ketika di tengah perjalanan, ketiga anak singa menemukan Rusa dengan luka di sekujur tubuhnya serta kepalanya berdarah sebab kehilangan tanduk. Anak- anak singa itu pun menghampiri Rusa yang tengah di ujung maut.
“bibi, bibi, bibi, kamu kenapa? Kau baik- baik saja???” tanya Dayu.
“Sulung dan Tio berlarian mencari pertolongan, “tolong...tolong...tolong...”
Dan segerombolan binatang – binatang pun datang.
“hey, anak- anak singa. Apa yang kamu lakukan?? Apakah ini perintah ayahmu??? Kau membunuh rusa yang tidak bersalah”, tuduh kiro si gajah.
“bukan paman, kamu salah paham. Aku menemukan bibi ini sudah menyerupai ini. Lihat ini paman. Bibi masih hidup. Tanyakan padanya kalau kamu tidak percaya”, terperinci Dayu.
“Rubi, apa yang terjadi padamu??? Katakan???”, Tanya Kiro kepada rusa yang terluka itu.
“Dia benar kiro. Anak- anak singa ini tidak bersalah. Pemburu- pemburu itu yang melaksanakan ini padaku. Untung saja Raja singa itu segera datang. Kalau tidak saya sudah mati. Aku cukup terluka dengan peluru- peluru mereka”, terperinci Rubi.
“oke, kamu diamlah. Aku akan membawamu ke tabib Sukui si jerapah yang populer ampuh. Ayo semuanya bubar”, jawab Kiro.
Setelah menolong Rubi yang terluka, penghuni padang rumput berbondong-bondong menuju singgasana Raja singa. Mereka mendiskusikan duduk kasus yang terjadi.
“ada duduk kasus apa kalian ramai-ramai ke mari???” tanya Romi si Raja Singa
“Wahai Raja Singa, kenapa kamu tak bilang kalau ada pemburu di wilayah kita??? Tiga warga telah terbunuh. Kami kira itu ialah ulahmu. “, ungkap Kiro
“Benar, Sudah satu pekan ini wilayah kita dimasuki pemburu. Aku tidak mengatakannya sebab saya tidak ingin kalian risau. Aku dan istri – istriku telah berjanji menjaga kalian. Namun, pemburu-pemburu itu tetap saja tiba dengan peralatan-peralatan yang makin canggih.”, terperinci Romi.
“kalau begitu, kami akan membantumu untuk menangkap pemburu- pemburu itu, terperinci Kiro.
“Ya benar, kami akan membantumu”, sahut hewan-hewan lain.
“aku tidak ingin melibatkan kalian. Keamanan wilayah ini ialah tanggung jawabku”, ungkap Romi dengan gagah
“tapi Ayah, mereka benar. Jika kita bersama-sama kita akan menangkap pemburu-pemburu itu dan menciptakan mereka jera”, ungkap Sulung.
“dengarlah Raja Singa. Anakmu benar”, ungkap Kiro
“baiklah kalau begitu, mari kita atur strategi”, Romi menyetujui.
Dan akhirnnya mereka mengatur taktik untuk menangkap para pemburu itu.
Suatu hari, kelompok pemburu-pemburu itu datang. Kedatangan mereka diketahui pertama kali oleh jerapah, sesuai dengan strategi, jerapa menciptakan suara-suara yang merupakan sinyal bagi yang lainnya. Hewan- binatang yang lain saling bersiap. Kali ini Kiro yang akan menjadi umpan. Para binatang yakin pemburu-pemburu itu akan mengambil gading yang dimiliki kiro.
Pemburu1: hey, hey, lihat ada gajah.
Pemburu2: wah, hari ini benar-benar keberuntngan bagi kita. Kita akan mengambil gadingnya buka??? Kolektur itu niscaya akan membayar mahal.
Pemburu1: iya kamu benar, dan saya akan berlibur ke Dubai sesudah pembayaran lunas.
Pemburu2: sudah jangan berisik. Nanti gajah kita kabur. Ayo fokus bekerja.
Para pemburu itu tidak sadar kalau bahu-membahu yang sedang diintai ialah dirinya. Para binatang telah bersiap dengan jaringnya. Ketika para pemburu itu makin erat dengan si Kiro, dan haaap, jaringpun dilepaskan. Para pemburu itu panik apa yang terjadi dengan mereka.
Pemburu1: hey apa ini. Kenapa kita tersangkut jaring???
Pemburu2: saya juga tidak tahu. Apa mungin ada pemburu lain yang akan menangkap binatang – binatang ini???
Tiba-tiba, terdengar auman singa. Singa dan gerombolan binatang mengelilingi pemburu yang tersangku jaring. Para pemburu itu bergetar ketakutan.
Raja Singa: aaauuummm,, hey manusia. mengapa kamu membunuh saudara-sauadaraku???
Pemburu1: a..a..aku hanya ingin mengambil tanduknya saja.
Raja singa: auuumm,dasar kamu insan tidak mempunyai rasa belas kasihan. Kami juga punya hak untuk hidup. Keserakahanmu membuatmu buta. Kau tidak memperhatikan nasib kami. Apa kamu ingin menjadi makananku??
Pemburu2: ti..ti. tidak Raja Singa. Kami hanya disuruh, sungguh maafkan kami. Daging kami tidak enak, kami telah banyak membunuh saudara-saudaramu terbunuh, maafkan kami.
Raja Singa: Kau ini insan yang mempunyai akal, seharusnya kamu ini ikut melestarikan kami. Katakan pada atasanmu dan manusia-manusia lain untuk tidak mengambil secara paksa, gading, tanduk dari saudara-saudara kami. Biarkan kami hidup bebas.
Pemburu1: baik kami janji
Raja singa: apa kamu bisa memegang janjimu?
Pemburu2: te..tentuuu
Raja singa: aaaaummm, lepaskan dia.
Kiro: tapi Raja, bagaimana kalau mereka berbohong
Raja Singa: mereka akan menanggung akibatnya.
Akhirya para pemburu itu dilepaskan oleh kawanan hewan. Pemburu-pemburu itu lari terbirit-birit.
Waktu telah berlalu, meski tidak ada lagi pemburu, para binatang tetap saling kompak berjaga menjaga keamanan wilayah mereka, dan akhirnya mereka hidup hening tanpa pemburu.
Pesan moral yang ingin disampaikan. Dengan kebersamaan dan rasa saling percaya maka kita bisa mengusir orang-orang yang ingin mengambil kekayaan wilayah. Saling tolong menlong dan salinng pundak membahu menjaga keamanan wilayah ialah kiprah bersama.
Hewan dan Pemburu
Alkisah hiduplah sekawanan binatang di padang rumput Afrika yang penuh kedamaian. Hingga pada suatu hari, datanglah sekelompok singa yang memasuki kawasan tersebut. Kelompok itu dimpin oleh Romi, si singa jantan yang membawa empat betinanya. Sejak ketika itulah, warga parum tak pernah nyenyak tidur, mereka gelisa sepanjang waktu mengkhawatirkan kelangsungan hidupnya.
Sebagai pemimpin kelompok, Romi populer dengan kejam dan pemalas. Romi selalu mengandalkan empat istrinya untuk menangkap mangsa, sesudah itu ia akan menguasainya. Namun, hal ini merupakan ialah suatu konsekuensi bagi mereka. Karena Romi akan menjaga anak- anak serta keamanan mereka dari serangan singa atau binatang lain.
Setiap harinya, singa – singa jantan itu memburu siapa yang lemah, sehingga menjadikan momok bagi hewan- binatang lain terutama kelompok anak- anak. Pada suatu hari, anak – anak romi pergi bermain di sekitar wilayahnya.
“ ayah, bolehkan kami keluar bermain??? Kami sangat bosan di sini menunggu ibu pulang”, ujar sulung, anak pertama Romi.
“ Tidak!!! Kau dihentikan kemana- mana sampa Ibu-Ibumu pulang!!!”, tangkas Romi.
“ o. O..ohh, ayolah Ayah, biarkan kami main sebentar saja. Hanya di sekitar sini kok Ayah. Kami ini kan anak penguasa wilayah masa kami harus takut”, Rayu Tio, anak bungsu Romi.
“Kau benar, kalian ini ialah anak- anak ku, saya dihentikan takut akan apapun. Karena semua takut padaku. Hahahaha “, ungkap Romi bangga.
“jadi kami boleh main Ayah??”, tegas Dayu, anak gadis Romi.
“Ya tentu, kalian tidak perlu takut, pergilah!!! Dan jangan terlalu jauh Oke. Aku harus mengawasi kalian”, jawab Romi.
‘ yeee.. asikk akhirnya kita bermain di luar. Terima kasih Ayah”, ucap bawah umur Romi.
Walhasil, pergilah ketiga ana – anak Romi bermain di padang rumput yang luas. Ketika mereka sedang asik bermain, mereka melihat sekelompok anak rusa, jerapah, dan juga kelinci yang sedang asik bermain petak umpet. Ketiga anak singa itu tertarik ingin ikut bermain bersama mereka, dan akhirnya mereka tetapkan untuk menghampiri sekelompokan anak- anak binatang yang sedang bermain.
“ Haii,, apakah kami boleh ikutan bermain???”, sapa Tio si bungsu.
“Heii, kamu singa.. Kami tidak ingin ada singa di sini. Pergi kau!!!” sambut Rori si anak rusa.
“iya, kami tidak ingin ada singa di sini. Pergi!!”. Tambah Dio si kelinci.
“ Tapi kenapa kalau saya singa??? Kau tidak tau ayahku ialah penguasa di sini??? Makara biarkan kami bermain dengan kalian”, tanya Dayu.
“ ayahmu bukanlah penguasa disini. Dulu tempat ini damai. Tapi kedatangan kalian merusak segalanya. Kalian ialah perampok negeri kami. Pergi!!!”, jawab kelinci
“ itu tidak benar, Ayahku menjaga keamanan wilayah ini demi kalian”, jawab Tio.
“ Apa??? Menjaga keamanan??? Hahaha, yang benar saja! Ayahmu hanya peduli dengan keserakahan. Apakah pernah kamu tau apa yang dilakukan ibu-ibumu setiap hari??”, sahut jerapah.
“tentu, Ibu-ibuku setiap hari bekerja, sedangkan ayah menjaga keamanan wilayah. Pekerjaan yang sangat hebat bukan???”, terperinci Dayu.
“Ibumu setiap hari memburu, membunuh, dan memakan kami. Itukah yang kamu bilang hebat??? Penguasa macam apa keamanan menyerupai apa yang ayahmu cipatakan. Jelaskan padamu. Keamanan macam apa, kalau setiap harinya merasa tidak tenang. Coba kamu jelaskan!!!”, ungkap serli sambil menangis, si anak rusa yang semenjak dari tadi terdiam.
“Hei, hati- hati bicaramu, kalau kamu ingin selamat”, tangkas sulung.
“kakak, jangan menakuti mereka. Kita ingin berteman bukan mencari musuh”, ucap Dayu kepada sulung.
“kau siapa, kenapa kamu berbicara menyerupai itu”, tanya serli kepada anak rusa dengan lembut.
“aku serli, saya anak rusa. Ketika ibuku pergi mencari makan untukku, ia tak pernah kembali. Aku mencarinya sepanjang hari tapi saya tak pernah menemukannya. Sampai pada suatu hari, terdengar kabar bahwa ibu telah ditemukan, namun ketika saya kesana, saya hanya melihat jasad ibuku yang tak berdaya. Tubuhnya penuh luka bahkan tanduknya mengilang. Para tetua bilang bahkan itu ialah ulah singa. Itu ulah keluargamu. Apa kamu dengar?? Jelas serli kepada anak- anak singa.
“ kamu niscaya salah paham, kami tidak memburu kalian. Kalian ialah teman. Percayalah”, jawab Tio.
“Kau bohong, kemudian apa yang terjadi dengan Ibuku dan saudara- saudaraku yang lain??? Kau tidak tau apa yang saya rasakan. Setiap hari saya ketakukan. Pergi kamu dasar anak singa”, ucap serli kesal.
Seketika itupun serli dan kawan- mitra pergi meninggalkan anak- anak singa.
“hei, hei, tunggu, mau kemana kalian??? Bukankah kita akan bermain??? Hei!!!”, panggil Dayu.
“sudahlah,biarkan mereka pergi. Ayo kita pulang saja”, pinta Sulung.
Ketiga anak singa pun akhirnya kembali pulang, sepanjang perjalanan mereka bercakap-cakap kisah yang dialami oleh Ibu serli.
“kakak, apakah benar Ibu membunuh Ibu serli???”, tanya Dayu
“aku tidak yakin. Tpi kurasa itu bukan ulah Ibu. Kau ingatkan kalau Ibu bilang ia tidak berburu, tapi mencari hewan- binatang yang telah mati untuk kita makan”, ungkap Sulung meyakinkan adik-adiknya.
“kau benar kakak, mereka niscaya telah salah sangka.” Ujar Tio percaya.
Percakapan cukup panjang antara anak- anak singa itu. Ketika di tengah perjalanan, ketiga anak singa menemukan Rusa dengan luka di sekujur tubuhnya serta kepalanya berdarah sebab kehilangan tanduk. Anak- anak singa itu pun menghampiri Rusa yang tengah di ujung maut.
“bibi, bibi, bibi, kamu kenapa? Kau baik- baik saja???” tanya Dayu.
“Sulung dan Tio berlarian mencari pertolongan, “tolong...tolong...tolong...”
Dan segerombolan binatang – binatang pun datang.
“hey, anak- anak singa. Apa yang kamu lakukan?? Apakah ini perintah ayahmu??? Kau membunuh rusa yang tidak bersalah”, tuduh kiro si gajah.
“bukan paman, kamu salah paham. Aku menemukan bibi ini sudah menyerupai ini. Lihat ini paman. Bibi masih hidup. Tanyakan padanya kalau kamu tidak percaya”, terperinci Dayu.
“Rubi, apa yang terjadi padamu??? Katakan???”, Tanya Kiro kepada rusa yang terluka itu.
“Dia benar kiro. Anak- anak singa ini tidak bersalah. Pemburu- pemburu itu yang melaksanakan ini padaku. Untung saja Raja singa itu segera datang. Kalau tidak saya sudah mati. Aku cukup terluka dengan peluru- peluru mereka”, terperinci Rubi.
“oke, kamu diamlah. Aku akan membawamu ke tabib Sukui si jerapah yang populer ampuh. Ayo semuanya bubar”, jawab Kiro.
Setelah menolong Rubi yang terluka, penghuni padang rumput berbondong-bondong menuju singgasana Raja singa. Mereka mendiskusikan duduk kasus yang terjadi.
“ada duduk kasus apa kalian ramai-ramai ke mari???” tanya Romi si Raja Singa
“Wahai Raja Singa, kenapa kamu tak bilang kalau ada pemburu di wilayah kita??? Tiga warga telah terbunuh. Kami kira itu ialah ulahmu. “, ungkap Kiro
“Benar, Sudah satu pekan ini wilayah kita dimasuki pemburu. Aku tidak mengatakannya sebab saya tidak ingin kalian risau. Aku dan istri – istriku telah berjanji menjaga kalian. Namun, pemburu-pemburu itu tetap saja tiba dengan peralatan-peralatan yang makin canggih.”, terperinci Romi.
“kalau begitu, kami akan membantumu untuk menangkap pemburu- pemburu itu, terperinci Kiro.
“Ya benar, kami akan membantumu”, sahut hewan-hewan lain.
“aku tidak ingin melibatkan kalian. Keamanan wilayah ini ialah tanggung jawabku”, ungkap Romi dengan gagah
“tapi Ayah, mereka benar. Jika kita bersama-sama kita akan menangkap pemburu-pemburu itu dan menciptakan mereka jera”, ungkap Sulung.
“dengarlah Raja Singa. Anakmu benar”, ungkap Kiro
“baiklah kalau begitu, mari kita atur strategi”, Romi menyetujui.
Dan akhirnnya mereka mengatur taktik untuk menangkap para pemburu itu.
Suatu hari, kelompok pemburu-pemburu itu datang. Kedatangan mereka diketahui pertama kali oleh jerapah, sesuai dengan strategi, jerapa menciptakan suara-suara yang merupakan sinyal bagi yang lainnya. Hewan- binatang yang lain saling bersiap. Kali ini Kiro yang akan menjadi umpan. Para binatang yakin pemburu-pemburu itu akan mengambil gading yang dimiliki kiro.
Pemburu1: hey, hey, lihat ada gajah.
Pemburu2: wah, hari ini benar-benar keberuntngan bagi kita. Kita akan mengambil gadingnya buka??? Kolektur itu niscaya akan membayar mahal.
Pemburu1: iya kamu benar, dan saya akan berlibur ke Dubai sesudah pembayaran lunas.
Pemburu2: sudah jangan berisik. Nanti gajah kita kabur. Ayo fokus bekerja.
Para pemburu itu tidak sadar kalau bahu-membahu yang sedang diintai ialah dirinya. Para binatang telah bersiap dengan jaringnya. Ketika para pemburu itu makin erat dengan si Kiro, dan haaap, jaringpun dilepaskan. Para pemburu itu panik apa yang terjadi dengan mereka.
Pemburu1: hey apa ini. Kenapa kita tersangkut jaring???
Pemburu2: saya juga tidak tahu. Apa mungin ada pemburu lain yang akan menangkap binatang – binatang ini???
Tiba-tiba, terdengar auman singa. Singa dan gerombolan binatang mengelilingi pemburu yang tersangku jaring. Para pemburu itu bergetar ketakutan.
Raja Singa: aaauuummm,, hey manusia. mengapa kamu membunuh saudara-sauadaraku???
Pemburu1: a..a..aku hanya ingin mengambil tanduknya saja.
Raja singa: auuumm,dasar kamu insan tidak mempunyai rasa belas kasihan. Kami juga punya hak untuk hidup. Keserakahanmu membuatmu buta. Kau tidak memperhatikan nasib kami. Apa kamu ingin menjadi makananku??
Pemburu2: ti..ti. tidak Raja Singa. Kami hanya disuruh, sungguh maafkan kami. Daging kami tidak enak, kami telah banyak membunuh saudara-saudaramu terbunuh, maafkan kami.
Raja Singa: Kau ini insan yang mempunyai akal, seharusnya kamu ini ikut melestarikan kami. Katakan pada atasanmu dan manusia-manusia lain untuk tidak mengambil secara paksa, gading, tanduk dari saudara-saudara kami. Biarkan kami hidup bebas.
Pemburu1: baik kami janji
Raja singa: apa kamu bisa memegang janjimu?
Pemburu2: te..tentuuu
Raja singa: aaaaummm, lepaskan dia.
Kiro: tapi Raja, bagaimana kalau mereka berbohong
Raja Singa: mereka akan menanggung akibatnya.
Akhirya para pemburu itu dilepaskan oleh kawanan hewan. Pemburu-pemburu itu lari terbirit-birit.
Waktu telah berlalu, meski tidak ada lagi pemburu, para binatang tetap saling kompak berjaga menjaga keamanan wilayah mereka, dan akhirnya mereka hidup hening tanpa pemburu.
Pesan moral yang ingin disampaikan. Dengan kebersamaan dan rasa saling percaya maka kita bisa mengusir orang-orang yang ingin mengambil kekayaan wilayah. Saling tolong menlong dan salinng pundak membahu menjaga keamanan wilayah ialah kiprah bersama.
Sumber http://www.kelasindonesia.com