Wednesday, May 30, 2018

√ Naskah Kisah Legenda Gunung Semeru Terbaru

Naskah Cerita Legenda Gunung Semeru Terbaru - Mau baca dongeng gunung semeru? Yuk kita baca dongeng berikut. 

Cerita Legenda Gunung Semeru

Alkisah pada zaman dahulu Dewa Syiwa mendatangi sebuah daerah yang dipenuhi dengan pohon jawawut, sehingga daerah tersebut kesudahannya disebut dengan pulau jawa. Pada waktu itu pulau jawa berada di atas lautan luas dan terombang-ambing oleh ombak alasannya tidak ada penindihnya. Melihat keadan pulau itu, seluruh tuhan merasa khawatir sehingga mereka berbondong-bondong pergi menghadap Bhatara Guru untuk meminta solusinya.

Mereka semua sembah sujud di hadapan Bhtara Guru. “Pulau jawa kini telah banyak insan yang menghuninya tetapi pulau itu masih terus bergoyang. Oleh alasannya itu, mohon tuan memikirkannya,” kata Dewa Wisnu. Bhtara Guru yang telah mengetahui cara untuk mengatasinya meminta para tuhan untuk menaman sebuah pasak di Pulau Jawa biar tidak goyah lagi.

“Pergilah kalian ke Jambudwipa (India)! kemudian potonglah Gunung Mandara separuhnya dan bawalah puncak mahameru ke Pulau Jawa dan tanamlah!” perintah Bhatara Guru.

“Mohon ampun Tuanku, Gunung mandara sangat tinggi sekali hingga menyentuh langit, jadi meskipun Puncak Mahameru tersebut dipotong, potongan itu akan tetap besar dan berat,” kata Bhatara Bayu. “Oleh alasannya itu pergilah kalian semua dan bekerjasamalah untuk memindahkan Mahameru alasannya dengan bergotong royong semua pekerjaan akan gampang dilakukan,” nasehat Bhatara Guru.

Akhirnya pergilah semua tuhan ke Jambudwipa untuk melaksanakan titah Bhatara Guru. Mereka bekerja sama memotong Gunung Mandara menjadi dua bab dan mengambil Puncak Mahameru. Setelah puncak itu didapatkan, para tuhan bekerja sama untuk memindahkan Mahameru. Mula-mula Bhatara Brahma mengubah dirinya menjadi kura-kura yang sangat besar kemudian seluruh tuhan mengangkat Mahameru dan meletakannya di atas tempurung kura-kura. Setelah itu Bhatara Siwa merubah dirinya menjadi naga yang sangat panjang dan melilitkan tubuhnya di Mahameru biar tidak jatuh.
Advertisement

Saat dalam perjalanan, para tuhan lelah akhir Mahameru yang sangat besar. Lalu mereka melihat Puncak Mahameru mengeluarkan air hingga kesudahannya para tuhan meminumnya. Tanpa disadari, ternyata air tersebut yaitu racun kalakuta hingga kesudahannya mereka semua mati. Tidak berapa usang sesudah itu, Bhatara Guru mendatangi mereka untuk melihat pekerjaan anak-anaknya.

Namun betapa terkejutnya Bhatara Guru ketika melihat mereka telah terbujur kaku, Bhatara Guru pun merubah air racun kalkuta itu menjadi sumber air suci Tirta Khamandalu. Lalu ia membasahi badan dewa-dewa yang telah mati tersebut hingga kesudahannya mereka hidup kembali.

“Wahai anak-anakku! Lanjutkanlah kembali perjalanan kalian untuk membawa Mahameru ke Pulau Jawa,” perintah Bhatara Guru. Kemudian Bhatara Guru mengerahkan para raksasa untuk membantu para tuhan mengangkat Mahameru menuju Pulau Jawa. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, tibalah mereka di bab barat Pulau Jawa. Kemudian mereka menancapkan Mahameru di sana, akan tetapi bab timur Pulau Jawa terangkat. Para tuhan pun kembali memindahkan Mahameru menuju bab timur. Ketika mereka memindahkannya, bagian-bagian Mahameru berjatuhan dikala dalam perjalanan sehingga bagian-bagian tersebut menjadi gunung-gunung yang berjajar sepanjang pulau, diantaranya yaitu Gunung Katong (Lawu), Wilis, Kampud (Kelud), Kawi, Arjuna (Arjuno), dan Gunung Kemukus (Welirang).

Setelah hingga di bab barat Pulau Jawa, Mahameru yang telah runtuh sebagian menjadi miring kemudian mereka meletakan Mahameru dengan disenderkan pada Gunung Brahma. Tetapi tetap saja Pulau Jawa menjadi miring. Para tuhan kesudahannya kembali memotong Mahameru menjadi dua bagian. Bagian pertama menjadi sebuah gunung yang disebut dengan Gunung Semeru dan bab lainnya kembali di bawa ke bab barat Pulau Jawa dan ditancapkan di sana biar Pulau Jawa menjadi imbang dan tidak akan goyah lagi. Bagian Mahameru yang ditancapkan di bab barat menjadi sebuah gunung yang berjulukan Gunung Pawitra atau Penanggungan.

Sejak dikala itu, Pulau Jawa menjadi kokoh dan tidak terombang-ambing lagi oleh ombak dikarenakan telah dipasak di kedua sisinya. Dalam agama Hindu Gunung Semeru dianggap sebagai rumah para tuhan di gunung inilah mereka semua bersemayam. Hingga kini orang-orang Bali menganggap Gunung Semeru sebagai bapak Gunung Agung. Mereka selalu melaksanakan ritual setiap 8-12 tahun sekali dengan memperlihatkan seserahan berupa sesajen. Selain memberi sesajen, mereka juga sering mengujungi Gua Widodaren untuk menerima Tirta suci yang dibentuk oleh Bhatara Guru.

Sumber http://www.kelasindonesia.com