Friday, February 16, 2018

√ Legenda Kisah Rakyat Telaga Warna Masyarakat Dieng Terbaik

Legenda Cerita Rakyat Telaga Warna Dieng - Legenda cerita telaga warna ternyata tidak saja dimiliki oleh Jawa Barat, Namun, di Jawa Timur juga terdapat cerita yang hampir serupa, yaitu legenda terjadinya telaga warna. Berikut ini yaitu cerita Telaga Warna Dieng. 


Asal Usul Terbentuknya Telaga Warna

Alkisah pada jaman dahulu di dataran tinggi Dieng, Jawa Tegah hiduplah seorang ratu bersama seorang putrinya yang sangat cantik. Kecantikan putrinya tersebut telah tersebar luas hingga ke seluruh penjuru nusantara. Telah banyak pangeran dan kesatria yang meminta putrinya untuk dijadikan permaisuri. Namun, sang ratu belum tetapkan siapakah gerangan yang akan menjadi pendamping anaknya tersebut. 

Pada kesudahannya Sang Ratu membuat sebuah persyaratan bagi para pelamar putrinya tersebut, yaitu dengan meminta dibuatkan danau atau yang disebut juga dengan telaga. Dari banyaknya para pelamar yang datang, hanya ada dua kesatria yang menyanggupinya. Kemudian, Sang Ratu mengadakan lomba bagi kedua kesatria tersebut untuk membuat telaga dengan cepat.

Kemudian, dilaksanakanlah seruan Sang Ratu, mereka berdua berlomba – lomba membuat sebuah danau. Pada kesudahannya kesatria pertama berhasil menuntaskan telaganya terlebih dahulu dan beliau menjulukinya telaga Menjer. Sementara itu, kesatria kedua menuntaskan telaganya belakangan, kemudian beliau memberi nama Pengilon pada telaga yang telah beliau buat. 

Akhirnya Sang Ratu tetapkan bahwa kesatria pertama dengan telaga Menjerlah yang menjadi pemenangnya. Dialah yang berhak mempersunting anaknya. Kemudian, mereka mulai merencanakan hari dan program ijab kabul tersebut.

Ketika Sang Ratu tengah penat dari pekerjaannya, beliau pergi untuk menyegarkan pikiran dengan berwisata ke telaga yang telah dibentuk oleh kesatria – kesatria itu. Sesampainya di sana beliau melihat sebuah telaga yang sangat bagus dan indah dengan air yang sangat jernih. Dia pun menikmati keindahan tersebut dengan sangat gembira. 

Sang Ratu juga melihat telaga lainnya yang berada di sebelah telaga yang bagus itu, ternyata telaga itu sangat jelek. Bentuknya tidak beraturan, airnya pun kotor dan beriak. Kemudian, Sang Ratu mengetahui bahwa telaga yang bagus itu berjulukan telaga Pengilon, sedangkan telaga yang buruk itu berjulukan telaga Menjer. Dia juga sangat terkejut sesudah mengetahui bahwa kesatria kedualah yang telah membuat telaga Pengilon.


Advertisement
Dengan segera Sang Ratu memanggil kedua kesatria itu untuk menghadapnya. Kesatria pertama menyangka bahwa panggilan ini niscaya untuk membahas planning pernikahannya dengan Sang Putri. Ternyata tidak, Sang Ratu malah membatalkan planning ijab kabul tersebut. Dia kemudian mengubah keputusannya dengan memperlihatkan kesatria kedua restu untuk menikahi putrinya.

Kesatria pertama resah beliau pun meminta klarifikasi kepada Sang Ratu mengenai keputusannya itu. Sang Ratu kemudian menjelaskan telaga Pengilon dibentuk dengan sangat baik itu membuktikan bahwa sang pembuatnya yaitu seorang yang mempunyai sifat dan hati yang baik. Sedangkan, telaga Menjer dibentuk dengan asal – asalan dan menghasilkan telaga yang jelek. Hal ini membuktikan bahwa pembuat telaga Menjer yaitu orang yang buruk sifat dan hatinya. 

Kesatria kedua pun senang dengan keputusan Sang Ratu. Akhirnya beliau dinikahkan dengan Sang Putri dan menjadi penerus kerajaan itu. Pada suatu hari, Sang Ratu kembali ke telaga Pengilon. Dia pun mandi di telaga itu. Ketika beliau tengah mandi, angin tiba berembus dengan sangat kencang. Hal ini membuat pakaian – pakaian Sang Ratu bertebrangan dan tersebar ke seluruh telaga, kemudian karam di dalamnya. 

Setelah kejadian itu, air di dalam telaga itu bermetamorfosis warna – warni. Konon katanya, air itu bermetamorfosis berwarna akhir dari warna pakaian Sang Ratu yang luntur dan tercampur dengan air telaga Pengilon. Oleh alasannya yaitu itu, telaga Pengilon menjadi semakin bagus dengan air yang berwarna.    

Sumber http://www.kelasindonesia.com