Thursday, March 15, 2018

√ Dongeng Rakyat Tangkuban Bahtera Lengkap

Cerita Rakyat Tangkuban Perahu Lengkap - Gunung Tangkuban Perahu yang terletak di tempat Jawa Barat merupakan salah satu tempat destinasi rekreasi keluarga. Dinamakan Tangkuban Perahu, sebab bentuk gunung ini ibarat sebuah bahtera yang terbalik (tangkuban = terbalik). 

Gunung ini menyimpan mistery dan history, berdasarkan kepercayaan yang berkembang di masyarakat, terbentuknya gunung ini diyakini sebagai suatu legenda pada kehidupan ribuan tahun yang lalu. Berikut kisah rakyat mengenai asal-usul Tangkuban Perahu kelasindonesia.com akan ceritakan kembali. 

SANGKURIANG DAN ASAL USUL TERBENTUKNYA TANGKUBAN PERAHU
(SEBUAH LEGENDA)

Menurut kepercayaan yang berkembang, di kahyangan ada sepasang yang kuasa dan dewi melaksanakan kesalahan. atas kesalahan mereka kemudian mereka dieksekusi oleh Sang Hyang Tunggal dengan mengutuk mereka menjadi binatang dan diturunkan ke bumi. Dewi berkembang menjadi seekor babi berjulukan Wayung Hyang, sedangkan yang kuasa berkembang menjadi seekor anjing berjulukan Tumang. Sepasang dewa-dewi ini harus menjalani sanksi sebelum kembali ke kahyangan menjadi sepasang yang kuasa dan dewi kembali. 

Di suatu wilayah di Jawa Barat hiduplah kekerajaan yang dipimpin oleh Raja Sungging Perbangkara yang bahagia berburu binatang di hutan. Suatu hari, dikala  Raja tengah berburu di hutan ia ingin memuang air seni. Dan air seni Raja tertampung ke dalam sebuah wadah. Babi jelmaan Dewi Wayung Hyang merasa sangat kehausan dan meminum air yang tertampung di wadah yang ia lewati yang tak lain ialah air seni raja. Babi tersebut tidak mengetahui kalau yang diminumnya ialah air seni, dan secara abnormal seketika saja babi jelmaan dewi itu hamil dan melahirkan seorang putri yang anggun jelita. Kemudian, Bayi anggun itu ditemukan oleh Raja Sungging, dan dibawanya ke dalam kerajaan dan diberi nama Dayang Sumbi. 

Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang anggun jelita, hal ini sebab ia merupakan keturunan seorang dewi. Banyak Raja dan Pangeran yang hendak mempersuntingnya namun ia menolak. Hingga terjadi peperangan antara para raja sebab memperebutkan Dayang Sumbi.  Merasa dirinya sebagai penyebab dari peperangan ini, maka ia pun berpamitan kepada ayahnya untuk mengasingkan diri ke sebuah bukit. Tentu saja Ayahnya menolak, namun, Dayang Sumbi kekeh ingin pergi semoga tak banyak yang berperang memperebutkan dirinya. 

Pergilah Dayang Sumbi ke sebuah bukit, ia ditemani seekor anjing yang juga titisan dewa, Tumang. Dayang sumbi mempunyai hobbi menenun kain, bahkan dikala mengasingkan diri, ia membawa perlengkapan menenunya ke sana. Suatu hari, ketika sedang asik menenun kain, benangnya jatuh ke menggelinding ke lantai. Karena rasa malas untuk mengambil benang tersebut, Dayang Sumbi berujar, bahwa kalau ada yang mengambilkan benang itu  dan membawakan kepadanya maka akan dijadikan suami (jika laki-laki),  sedangkan kalau wanita maka akan dijadikan saudaranya. Dana ternyata, si Tumanglah yang mengambilkan benanng yang jatuh dan membawakan benang itu ke Dayang Sumbi. Karena Tumang ialah anjing pria maka Dayang Sumbi harus memegang sumpahnya, sehingga menimbulkan Tumang sebagai suaminya. 

Akhirnya Tumang dan Dayang Sumbi resmi menjadi suami isteri. Berita ini pun hingga ke kerajaan, tentu saja Ayahnya Dayang Sumbi sangat murka dan malu.  Suatu malam bulan purnama, si Tumang kembali ke wujud aslinya sebagai seorang yang kuasa berparas tampan. Dalam mimpi Dayang Sumbi, ia bercumbu dengan yang kuasa tersebut yang merupakan wujud orisinil dari Tumang si anjing. Akhirnya, Dayang Sumbi pun hamil dan melahirkan seorang bayi pria yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang merupakan  anak yang berpengaruh dan tampan. 

Suatu hari, Sangkuriang diminta ibunya untuk mencari makanan di hutan, ia memintanya untuk berburu binatang dengan ditemani Tumang. Seharian di dalam hutan, belum ada binatang yang tampak untuk sanggup dijadikan mangsa. Hingga ketika Sangkuriang melihat babi yang gemuk, dan ternyata babi itu ialah jelamaan Dewi Wayung Hyang. Sangkuriang meminta Tumang untuk mengejar babi tersebut, namun sebab si Tumang mengenali bahwa babi tersebut ialah jelmaan dewi dan juga merupakan nenek dari Sangkuriang maka si Tumang tidak menurut. Sangkuriang amat kesal sebab si Tumang tidak mau menuruti perintahnya, hingga pada karenanya Sangkuriang mengancam Tumang dengan busur panah. 

Namun, apa dikata, busur itu terlepas dan sempurna mengenai Tumang, dan seketika saja Tumang tewas. Sangkuriang amat bingung, ia sedikit ketakutan. Namun  karena ia belum menerima binatang buruan untuk dibawa pulang karenanya ia memotong Tumang yang terluka dan tidak bernyawa. Sangkuriang mengambil hati Tumanng untuk diberikan kepada Ibunya, Dayang Sumbi. 

Sesampainya di rumah, Sangkuriang memperlihatkan hati hasil buruannya kepada Ibunya. Ibunya amat senang, sebab Sangkuriang sanggup memperlihatkan yang ia perintahkan. Dimasaklah hati binatang buruan Sangkuriang yang tak lain ialah Hati si Tumang. Kemudian Sangkuriang dan Dayang Sumbi memakan hati tersebut. 

Dayang Sumbi bertanya-tanya kepada Sangkuriang kenapa si Tumang tidak bersamana kembali ke rumah. Dan karenanya Sangkuriang menceritakan apa yang terjadi dikala ia berburu di hutan. Dayang Sumbi yang menyadari bahwa hati yang ia makan ialah hati suaminya menjadi sangat murka, sedih, kemarahannya begitu memuncak. Seketika saja Sangkuriang dipukul olehnya memakai tempurung kelapa dan mengenai kepada Sangkuriang sehingga kepalanya terluka.

Sangkuriang yang ketakutan sebab ia telah membunuh  dan memakan ayahnya pun lari dari rumah. Dayang Sumbi masih sangat kesal dan sedih, ia hanya menangis meminta maaf kepada dewa. Hari-hari yang sepi membayang-bayangi Dayang Sumbi yang hanya seorang diri di tepi bukit. 

Ia meratapi telah mengusir anaknya pergi dari rumah, hingga karenanya dayang Sumbi berinisiatif untuk mencari anaknya ke dalam hutan. Dayang Sumbi memanggil-manggil Sangkuriang, namun tak ada bunyi balasan, hanya bunyi hewan-hewan hutan yang terdengar.  Karena penyesalannya, Dayang Sumbi berdoa kepada Sang Hyang Tunggal dan melaksanakan pertapaan semoga suatu hari ia sanggup dipertemukan dengan anaknya kembali. Dayang Sumbi sejak bencana itupun ia berjanji hanya akan makan makanan dari tumbuhan.

Waktu pun berlalu, Sangkuriang yang melarikan diri itu karenanya kembali untuk mencari ibunya. Sebelumnya, Sangkurang melaksanakan pertapaan di dalam sebuah goa, dan kemuadian ia dilatih oleh gurunya menjadi sosok perjaka yang tampan, kuat, dan juga gagah perkasa. 
Advertisement

Sementara itu, Dayang Sumbi kembali ke Istana atas ajakan Ayahnya. tak sedikit pun yang berubah dari Dayang Sumbi, ia masih anggun jelita kolam masih seorang gadis belia. Saat Sangkuriang kembali ke rumahnya dulu di bukit, ia tak menemukan seorangpun di sana, dan menemukan tengkorang yang mengering yang merupakan pertapa yang telah mati. Namun, Sangkuriang menganggap itu ialah tengkorang Ibunya. Muli dari situ, Sangkuriang yakin bahwa Ibunya telah mati. Sangkuriang amat duka dan menyesal dikarenakan telah meninggalkan ibunya seorang diri.

Sampai pada akhirnya, Sangkuriang memasuki wilayah kerajaan dimana Dayang Sumbi berada. Karena Sangkuriang merupakan sosok perjaka yang kuat, maka ia dipanggiloleh sang raja untuk menjadi adipati kerajaan. Ketika masuk ke dalam istana,  Sangkuriang melihat sesosok wanita anggun jelita, dan ia pun jatuh cinta. Wanita itu tak lain ialah Ibunya sendiri, Dayang Sumbi yang juga Putri Raja. 

Dayang Sumbi dikenal juga dengan nama Rarasati dengan demikian, Sangkuriang tak pernah terbesit sedikitpun bahwa itu ialah Ibunya. Lagi pula, tengkorang yang ia temukan di rumahnya itu ia anggap sebagai tengkorak ibunya. Semakin hari, Sangkuriang semakin jatuh cinta kepada Dayang Sumbi. Hingga pada suatu hari, ia memberanikan diri untuk melamar Dayang Sumbi kepada Raja di hadapan Dayang Sumbi. Keputusan Raja tergantung pada keputusan Dayang Sumbi. Karena Sangkuriang merupakan adipati yang gagah berani dan berjasa bagi kerajaannya, Dayang Sumbi pun karenanya mau mendapatkan pinangan Dayang Sumbi. 

Hari Pernikahan pun telah ditetapkan. Baik Dayang Sumbi maupun Sangkuriang amat bahagia akan hal ini. Pada suatu hari Dayang Sumbi sedag menyisir rambut Sangkuriang, dan didapatinya bekas luka di kepalanya. Dayang Sumbi sangat khawatir dan menerima firasat bahwa Sangkuriang ialah anaknya sendiri. Kemudian Dayang Sumbi pun bertanya kepada Sangkuriang mengapa terdapat bekas luka di kepalanya itu. Sangkuringan pun karenanya menceritakan apa yang terjadi padanya. 

Dan ternyata firasat Dayang Sumbi benar, dari kisah Sangkuriang, Dayang Sumbi yakin bahwa Sangkuriang ialah anaknya sendiri. Dayang Sumbi pun meninggalkan Sangkuriang dan memintanya untuk membatalkan rencana kesepakatan nikah mereka. Sangkuriang yag kebingungan dengan keputusan Dayang Sumbi yang mendadak pun tidak mendapatkan keputusan yang dibentuk oleh Dayang Sumbi. Dayang Sumbi menyampaikan yang sejujurnya kepada Sangkuriang, namun Sangkuriang tidak percaya akan apa yang dikatakan oleh Dayang Sumbi. Hal ini sebab Sangkuriang sangat yakin bahwa ibunya telah meninggal di rumah tuanya sebab ia menemukan tengkorak di sana. Sangkuriang tetap bersikeras ingin menikahi Dayang Sumbi. 

Sampai pada akhirnya, Dayang Sumbi memperlihatkan syarat untuk dilakukan Sangkuriang kalau ia ingin menikahinya, Dayang Sumbi memperlihatkan tantangan kepada Sangkuriang untuk membuatkannya sebuah bendungan yang menutupi seluruh bukit, dan menciptakan perahuuntuk menyusuri bendungan tersebut dalam satu malam sebelum fajar terbit. Dayang Sumbi yakin Sangkuriang tak sanggup melaksanakan apa yang dimintanya, namun Sangkuriang dengan gagah dan lantang menyanggupi apa yang menjadi syarat untuk sanggup menikahi Dayang Sumbi. Perasaan Dayang Sumbi menjadi benar-benar takut kalau Sangkuriang sanggup melakukannya. Ia pun memikirkan banyak sekali cara semoga Sagkuriang gagal dalam challanges ini. 

Dengan kekuatan saktinya, Sangkuriang memanggil jin semoga sanggup membantunya membangun sebuah bendungan yang menutupi bukit dan menciptakan perahu. Sangkuriang menebang pohon untuk dijadikan sebuah perahu, sementara para jin membentuk bendungan. Dayang Sumbi yang mengintip apa yang dilakukan oleh Sangkuriang hampir selesai menciptakan ia amat sangat khawatir. Ia berdoa kepada sang hyang tunggal semoga menggagalkan rencana Sangkuriang. 

Dayang Sumbi memikirkan sebuah cara semoga Sangkuriang kalah, karenanya ia menaburkan kain-kain putih yang ditenunnya yang menimbukan sinar-sinar ibarat sinar fajar dan menciptakan bunyi ayam berkokok palsu. Melihat cahaya dan mendengar ayam berkokok itu jin-jin yang membantu Sangkuriang pun ketakutan dan menghilang. Sementara, Sangkuriang kebingungan dan frustasi sebab fajar sudah terbit. Dayang Sumbi pun berujar bahwa Sangkuriang telah gagal memenuhi permintaannya, dan meminta Sangkuriang untuk tidak menikahinya. Namun, ketika Sangkuriang menyadari bahwa ayam dan sinar fajar itu ialah palsu. Ia telah ditipu oleh Dayang Sumbi, Sagkuriang menjadi amat murka. 

Dengan sangat murka Sangkuriang menendang bahtera yang telah dibuatnya sehingga bahtera itu terbalik . Perahu itu karenanya menjadi Gunung Tangkuban Perahu yang dikelilingi oleh danau yang berasal dari bendungan yang ia buat. Dayang Sumbi berlari dari kejaran Sangkurian dan meminta  perlindungan dewa, hingga pada karenanya ia bersembunyi di dalam sebuah goa dan diyakini berkembang menjadi tumbuhan bunga jaksi. Sementara Sangkuriang pun menghilang tak ada kabar, diyakini ia masuk ke dalam alam mistik bersama jin-jinnya.

Sumber http://www.kelasindonesia.com