Thursday, May 25, 2017

√ Teori Menejemen Lawas

Ada macam-macam definisi atau pengertian menejeman, hal mana tergantung daripada sudut pandangan, keyakinan dan komprehensi daripada pendefinisi. Perhatikan contohnya definisi berikut:

“Kekuatan yang menjalankan sebuah perusahaan, dan yang bertanggung jawab atas sukses atau kegagalannya”

Ada pula pihak yang beropini bahwa:
menejemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui perjuangan kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat insan dan sumber-sumber daya”

Ada pihak lain yang beropini bahwa:
“menegement tidak lain daripada perjuangan melaksanakan hal-hal tertentu melalui manusia”
Secara singkat orang pernah menyatakan tindakan menegement sebagai tindakan merencanakan dan mengimplementasikannya.

Definisi suplemen menyatakan: “Menejemen yakni pemuasan kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan sosial alasannya bersifat produktif bagi manusia, bagi perekonomian dan bagi masyarakat. Adakalanya orang menyatakan sebagai berikut: “Menejemen merupakan sebuah sumber yang dipergunakan oleh semua orang untuk mencapai tujuan-tujuan”

Semua definisi yang disajikan mempunyai kebaikan-kebaikan. Mereka menitikberatkan aspek-aspek penting daripada menejemen. Akan tetapi untuk maksud pembahasan dalam buku ini akan dipakai definisi sebagai berikut:
“Menejemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk memilih serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya insan serta sumber-sumber lain.

Dengan perkataan lain terdapat adanya aktivitas-aktivitas khusus yang merupakan bagaian daripada suatu proses menejemen. Disamping itu sanggup dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan berlangsung dengan pinjaman insan dengan sumber-sumber daya lainnya.

Sumber-sumber daya dasar dilola oleh fungsi-fungsi dasar menejemen yakni: Perencanaan – Pengorganisasi – Menggerakkan – Pengawawasan, biar supaya sasaran-sasara yang ditetapkan sanggup dicapai.

Ada baiknya untuk membandingkan filsafat yang berlaku sampai kurang lebih tahun 1965, dan kemudian membandingkannya dengan apa yang remaja ini sedang berkembang. Approach sebelumnya menenankan sistem komando. “modus operandi” fihak menejer memilih segala-galanya. Fihak menejemen menggariskan struktur organisasi, ia memutuskan tugas-tugas orang-orang non-manegement, ia mendelegasi kekuasaan pembuatan keputusan, ia memutuskan cara terbaik untuk melaksanakan pekerjaan dan melaksanakan pengawasan secara ketat.

Filsafat menejemen yang “baru” lebih luas dibandingkan dengan filsafat sebelumnya, dan ia bersifat lebih relevan bagi pengertian remaja ini dan lingkungan yang berubah maupun dengan perubahan-perubahan teknologi yang berlaku serta kesempatan-kesempatan yang ada.
Tekanan atas kekuasaan menciptakan keputusan fihak menejer dikurangi dan filasafat yang timbul berorientasi sekitas hasil yang diinginkan.

Dengan perkataan lain, tema yang dititikberatkan yakni berorientasi pada hasil dan bukanlah berorientasi pada aktivitas-aktivitas. Menejemen dianggap sebagai sebuah sumber yang menyediakan kekuatan melalui partisipasi manusia. Dengan jalan mendayagunakan sumber-sumber daya insan secara maksimal maka sebuah perusahaan membentuk masa depannya dan nasidnya.

Perlu diingat bahwa sesuatu perusahaan tertentu tidak seluruhnya berorientasi pada aktivitas-aktivitas ataupun berorientasi pada hasil-hasil, tetapi perusahaan yang bersangkutan cenderung lebih menekankan hal yang satu atau hal yang lain. Hal yang mempengaruhi cirinya yakni tipe menejer-menejer dan pekerja. Misalnya, apabila terdapat kekurangan upaya sendiri dan pengarahan diri sendiri untuk mencapai hasil diantara para pekerja maka hal tersebut perlu dikoreksi biar perusahaan mencapai sukses.

Dilain fihak, apabila ciri-ciri pribadi tersebut terdapat antara para menejer dan anggota-anggota maka perlu dipakai approach orientasi pada hasil. Perubahan lain yang perlu dicatat yakni adanya pergeseran kearah tujuan menerial yang signifikan dan melunaknya alat-alat menejemen. Artinya, makin banyak tekanan diletakkan atas “apa” dan “mengapa” dan kurang begitu atas “bagaimana” dan “bilamana”.

Menjemen modern mempunyai kemampuan luar biasa untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan, inklusif tujuan menuruh insan berjalan dipermukaan bulan. Banyak eksper beropini bahwa dengan pinjaman ilmu dan teknologi, para menejer remaja ini mempunyai pengetahuan serta kemampuan untuk mencapai hampir segala macan hal yang diinginkan.

Sejak tahun 1950 tumbuhlah keyakinan umum bahwa para menejer harus membiasakan diri untuk membuang tradisi-tradisi kuno dan praktek-praktek usang dan bukan hanya mengabaikannya. Pada masa lampau, latihan dan pengembangan individu merupakan sebuah tujuan menejerial yang primer. Kini tujuan yang dipreferensi adalah: menyebarkan organisasi, kebudayaan dan lingkungannya dan menyediakan alat-alat yang perlu untuk efektivitas insan di dalam rangka keadaan organisatoris sehat yang diciptakan.

Beberapa tahun lampau, tujuan daripada pengembangan insan yakni mencapai harmoni dengan suasana baik. Kini hal tersebut sangat banyak dicampuri tindakan memakai dan mengatasi konflik antara para pegawai guna membantu pemecahan problem.

Sumber http://tesisdisertasi.blogspot.com