Sunday, May 6, 2018

√ Benarkah Ra Kartini Ingin Jadi Pejabat?



Benarkah RA Kartini Ingin Makara Pejabat? – AsikBelajar.Com.  Setiap tanggal 21 April kita sibuk dengan program kebayaan.  Ya..tanggal 21 April kita semua memperingati hari kelahiran jagoan nasional Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879. Nama lainnya yaitu Raden Ayu Kartini.




Bapaknya yaitu Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, Bupati Jepara dan ibunya bernama  M.A. Ngasirah. Kartini yaitu anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini yaitu anak perempuan tertua dan beragama Islam.




RA Kartini menikah pada 12 November 1903 dengan Bupati Rembang ke-7 Djojo Adiningrat. 13 September 1904, ia melahirkan anak yang diberi nama Singgih/ RM Soesalit. 4 hari sesudah melahirkan, RA Kartini wafat pada 17 September 1904 di Rembang. Kartini wafat pada usia 25 tahun.




Dari banyak sumber menyampaikan bahwa RA Kartini memiliki pedoman yang kritis bagi kemajuan kaum wanita. Ia ingin banyak curhat dengan temannya melalui surat perihal kondisi kaumnya masa itu.  Ia ingin semoga kaum perempuan juga berkesempatan bisa sekolah setinggi-tinggi semoga bisa membantu suami dalam mendidik anak.  Namun kita tidak menemukan catatan bahwa RA Kartini memiliki ambisi untuk menjadi pejabat pada masanya. 




Renungan Untuk Kartini Masa Kini


Bagaimanapun buku karangan Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang” banyak menginspirasi perempuan masa sekarang dalam berkarir.  Kartini identik dengan Emansipasi Wanita yang diartikan dengan kesetaraan kaum perempuan dalam segala hal dengan kaum pria.




Kenyataannya memang begitu banyak perempuan yang sudah menduduki jabatan ibarat pria.  Mulai pejabat publik, ketua partai, direktur, kepala sekolah hingga dengan tukang ojek. Tapi kadang kita lupa bahwa perempuan tetaplah wanita.  Wanita memang diciptakan berbeda dengan pria.  Artinya perbedaan itu mulai dari segi fisik, mental, psikologis, kemampuan berpikir logis maupun ketersiapan waktu yang dimilikinya setiap bulan.  Bagaimanapun, secara fakta dalam agama mengisyaratkan bahwa seorang nabi/rasul tidak disebutkan seorang perempuan.  Artinya, mustahil seorang perempuan dalam keadaan “Merah” mendapatkan wahyu atau petunjuk.  Atau bahkan berkata kepada Tuhannya bahwa ia minta ijin untuk tidak mendapatkan wahyu/perintah sebab kondisinya lagi “Merah”.  Bagaimanapun, laki-laki lebih siap dibanding perempuan dalam aneka macam kondisi. Seorang laki-laki tidak ada alasan untuk TIDAK hanya sebab “merah”, “menyusui”, dan urusan lainnya. Nah, ada baiknya kondisi tersebut menjadi renungan kaum hawa semoga tidak terlalu “keluar” dari rel kodratinya. Namun hendaklah laki-laki juga diwajibkan untuk melindungi dan menjaganya, semoga ia merasa damai dan tentram.  Selamat memperingati Hari Kartini yang jatuh hari Selasa 21 April 2015 dengan tema :”Harus Cerdas, Bijaksana dan Mampu untuk Memberikan Manfaat kepada Keluarga dan Lingkungan”.



Sumber https://www.asikbelajar.com