Saturday, May 5, 2018

√ Migrasi Flexi Ke As Mengecewakan



Migrasi Flexi ke As Mengecewakan – AsikBelajar.Com.  Sebagai tindak lanjut dari artikel yang berjudul “Cara Flexi Meninggalkan Kita” (baca klik disini), maka hari ini saya khususkan waktuku untuk mengurus migrasi kartu flexi ke As.  Pukul 09:00 saya menuju Plasa Telkom.  Kira-kira 25 Menit kami sudah datang dengan disambut ramah petugas satpam hingga bab CS-nya.  Hari ini, kami mendapat layanan Plus alias sanggup minum+kue.  Singkat kata, urusan layanan Non-Teknis memang tidak diragukan dan memuaskan. Akhirnya kartukupun berpindah menjadi kartu As (kartu awal flexi Trendy menjadi As Trendy).  Sebelumnya mba menunjukkan 2 opsi kepadaku alasannya saldo flexiku masih sisa Rp.80.000. Opsi pertama saya sanggup HP GSM, namun saya harus nambah Rp.50 ribu.  Opsi kedua yaitu voucher pulsa seharga Rp.20 ribu selama 1 (satu) tahun dengan Top-up harus isi Rp.10 ribu/bulannya.  Akhirnya saya pilih opsi kedua.  Sampai disini layanan masih memuaskan.


  Sebagai tindak lanjut dari artikel yang berjudul  √ Migrasi Flexi ke As Mengecewakan


Yang Mengecewakan

Secara teknis sudah “terduga” sebelumnya perihal batasan (baca: quota) yang akan diberlakukan oleh kartu As jikalau penggunaan kartu tersebut untuk internet. Paket Data yang ditawarkan dengan harga sama, namun “Fair Usage” berlaku hingga 1,3 Gb, selebihnya harus bayar lagi.  Disinilah yang berat!.  Dengan hukum quota tersebut kami tidak leluasa lagi untuk berinternet menyerupai orang bisa umumnya.  Dulu dengan Rp.50 ribu per bulan kami sekeluarga (kami memakai wifi) tidak terlalu berat menyisihkan dana tersebut.



Modem flexi harus diganti.  Itupun tidak disediakan oleh pihak plasa telkom.  Kami disuruh ke Grapari terdekat untuk urusan setting modem dengan rotter.  Disini pihak pelayan terlihat tidak menguasai dan terkesan untung-untungan saat rotternya diperlihatkan.


Harga modem untuk kartu As sebesar Rp. 400 ribu di tambah isi pulsa Rp. 125 ribu untuk 1 bulan internet dengan quota 3 Gb sesuai saran petugas.  Itupun ternyata belum bisa konek dengan rotter.  Akhirnya saya ke toko langganan untuk minta bantuan.  Dan alhasil (lagi) saya terpaksa beli modem GSM dengan harga Rp.250 ribu.  Walaupun alhasil saya memakai kartu simpati yang diregister Rp.99 ribu untuk 90 hari.  (Itupun alhasil kacau, baca juga “Pasca Ditinggal Flexi“). Artinya kartu As yang gres sanggup akan saya matikan secara perlahan.


Secara teknik hasil kecepatan yang kami sanggup tidak berbeda dengan sewaktu memakai flexi dan cenderung sama.


Kesimpulan:


  1. Migrasi kartu flexi ke As akan mengeluarkan banyak biaya untuk penggunaan internet. Biaya tersebut untuk beli modem gres dan sejenis rotter baru.

  2. Tidak adanya antisipasi terhadap perubahan modem dengan perangkat lainnya, sehingga teknisi di lapangan tidak bisa mengatasinya.

  3. Ada kesan sistem “buang” terhadap barang yang lama.

  4. Terbukti bahwa internet untuk rakyat hanya semboyan belaka.

  5. Benefit yang ditawakan pihak telkom tidak mengatakan nilai tambah bagi pengguna internet.




Sumber https://www.asikbelajar.com