Friday, May 4, 2018

√ Definisi Dan Fungsi Paragraf Lengkap

Definisi dan Fungsi Paragraf Lengkap - Paragraf berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu paragraphos yang artinya menulis atau tertulis. Dengan kata lain, paragraf yaitu sebuah goresan pena yang mempunyai tujuan atau inspirasi - inspirasi yang ingin disampaikan oleh sang penulis. Jika dilihat dari bentuknya, paragraf terdiri dari kalimat – kalimat yang saling berangkai dan membentuk satu gagasan atau inspirasi utuh. 

Berdasarkan pengertian di atas, sanggup disimpulkan bahwa paragraf yaitu sebuah goresan pena yang terdiri dari rangkaian – rangkaian kalimat yang membahas satu gagasan atau topik utama yang dijelasakan dengan gagasan – gagasan penjelas pada kalimat pendukung. 

Ciri – ciri paragraf

1. Terdiri dari beberapa kalimat yang saling berangkai.
2. Memiliki satu gagasan utama yang tersirat pada kalimat utama. 
3. Memiliki gagasan – gagasan penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas yang berisi detail – detail atau pendukung gagasan utama.

Fungsi paragraf

Paragraf  sendiri mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Mengekspresikan suatu pikiran atau perasaan penulis dalam bentuk goresan pena ke dalam serangkaian kalimat yang disusun secara logis. 
2. Membantu pembaca dalam memahami isi atau topik sesuai dengan jalan pikiran penulisnya. 
3. Memudahkan penulis dalam menyusun gagasan – gagasan yang ada di dalam pikiran penulis.
4. Membantu penulis untuk berbagi idenya secara sistematis. 
5. Memudahkan pengarang untuk berbagi topik – topik pada paragraf menajdi sebuah karangan lengkap yang akan dibuat. 
6. Paragraf sanggup menjadi sebuah pengantar ide, transisi, isi atau epilog pada sebuah karangan. 

Syarat – syarat paragraf yang baik

Agar menjadi sebuah paragraf yang baik, maka paragraf harus mempunyai syarat – syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1. Kelengkapan 

Paragraf yang baik harus mempunyai unsur kelengkapan atau completeness. Yang dimaksud dengan kelengkapan yaitu paragraf tersebut mempunyai unsur – unsur pembangun paragaf yaitu, sebuah kalimat utama, dan kalimat – kalimat penjelas. Jika suatu paragraf tidak mempunyai salah satu unsur pembangun tersebut, maka paragraf itu bukan paragraf yang baik.

2. Kesatuan 

Paragraf yang baik juga harus mempunyai unsur kesatuan. Kesatuan atau unity yaitu paragraf tersebut mempunyai suatu kesatuan antara gagasan utama dengan gagasan – gagasan penjelasanya. Dengan kata lain, gagasan – gagasan tersebut harus saling mendukung dan tidak bertolak belakang.

3. Kepaduan

Syarat yang terakhir yaitu kepaduan atau coherence. Paragraf yang baik harus mempunyai kalimat – kalimat yang tersusun secara padu. Kalimat – kalimat tersebut tersusun secara logis, sistematis. Untuk mencapai kepaduan dalam paragraf, sehingga harus dihubungkan dengan konjungsi atau kata sambung. Ada dua macam kata sambung yang sanggup digunakan, diantaranya yaitu konjungsi intra kalimat, yaitu kata sambung antara induk dan anak kalimat, ibarat karena, tetapi, dan lain – lain. Selanjutnya yaitu konjungsi antar kalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan antar kalimat dalam paragraf, ibarat oleh lantaran itu, meskipun, terlebih lagi, bahkan, dan lain – lain.
Advertisement

Pola pengembangan paragraf

Ada dua macam referensi pengembangan paragraf, yaitu referensi deduksi dan referensi induksi

1. Pola deduksi

Pola deduksi yaitu pengembangan paragraf dengan cara memberikan hal umum terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan dengan menyajikan hal – hal khusus sebagai penjelas atau pendukung hal umum yang menjadi gagasan utamanya.

Contoh:

Hand phone sekarang tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan manusia. Benda kecil ini menawarkan manfaat yang besar, diantaranya yaitu sebagai alat komunikasi. Benda kecil ini memungkinkan insan untuk selalu terhubung dengan teman, keluarga, atau koleganya. Meskipun mereka sangat jauh, berkat ponsel jarak tersebut bukanlah sebuah penghalang. Disamping itu, sekarang ponsel juga sanggup memudahkan urusan insan lantaran ada banyak fitur – fitur yang sangat berkhasiat ibarat google map, mesin penghitung, games, dan masih banyak lagi.

2. Pola induksi

Pola induksi yaitu referensi yang berbagi paragraf dengan cara menjabarkan hal – hal khusus sebagai gagasan penjelas, kemudian mengarah kepada sebuah hal yang umum sebagai kesimpulan. Pola ini sering dipakai dalam paragraf generalisasi, analogi, lantaran – akibat, dan akhir – sebab.

Contoh:

Sampah yang menumpuk menyebabkan busuk yang tidak sedap. Keadaan ini sungguh mengganggu penciuman kita. Selain bau, sampah – sampah tersebut juga sanggup menjadi sarang penyakit. Banyak penyakit yang sanggup tumbuh dan berkembang di daerah sampah ibarat diare, kolera, dan lain – lain. Bahkan sampah – sampah yang menumpuk tersebut akan menghilangkan keindahan dan merusak keasrian lingkungan kita. Oleh lantaran itu, sampah sangatlah merugikan bagi kehidupan manusia.  

Sumber http://www.kelasindonesia.com