Seorang guru yang profesional sangat dituntut untuk sanggup menguasai materi secara mendalam, struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, relasi konsep antar mata pelajaran terkait, dan bisa menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai hal tersebut, maka ada beberapa kiat yang sanggup dilakukan, yaitu :
a. Selalu berusaha semoga tidak ketinggalan perkembangan ilmu yang berkaitan dengan bidang studi yang diajarkan dengan cara membaca aneka macam literatur (buku, majalah, koran, ensiklopedia, hasil penelitian, dan lain-lain), bertanya, berdiskusi (sharing) dengan teman sejawat maupun pakar, membuka internet. Ada satu kiat yang sangat menarik untuk dicoba, yaitu “bacalah satu ilmu gres setiap hari”, maka dalam sebulan kita memperoleh 30 ilmu baru. Dalam satu tahun memperoleh berapa ilmu gres ? (Dapat dihitung sendiri). Penambahan ilmu setiap hari ini tampaknya tidak ada manfaatnya, tetapi hal ini akan terasa keuntungannya dikala kita berbicara dengan orang lain atau berbicara dalam satu lembaga resmi, alasannya yaitu tanpa kita sadari ilmu yang pernah dibaca dan termemori tersebut membantu kita dalam melogika dan menalar aneka macam permasalahan. Tidak percaya ? Coba saja !
b. Carilah kecacatan relasi antar konsep yang gampang diingat. Sebagai contoh, pada biologi menghafal bab pengecap dan rasa yang dikecap, memakai kata “maap” sebagai urutan dari ujung pengecap tengah kanan-kiri dan ke belakang berturut-turut “manis-asin-asam-pahit”. Pada fisika, energi kinetik (energi alasannya yaitu gerak) dan energi potensial (energi alasannya yaitu kedudukan), kita menghafal bahwa “K (kinetik) tidak akan bertemu dengan K (kedudukan)”. Demikian juga pada kimia katoda mengalami reduksi, anoda mengalami oksidasi, dengan menghafal karakter mati bertemu karakter mati (k dengan r) dan karakter hidup bertemu karakter hidup (a dengan o).
c. Jika kita menemui dua konsep yang artinya berkebalikan, hafalkan salah satu, bukan dihafal dua-duanya. Hal ini alasannya yaitu kalau hafal dua-duanya bisa saling tertukar di otak kita, sebaliknya kalau hanya hafal satu niscaya yang tidak dihafal mempunyai arti kebalikan dari yang kita hafal.
d. Selalu berusaha sharing dengan guru satu bidang studi, baik dari kelas yang setingkat maupun yang berbeda tingkat, semoga wawasan ilmu selalu bertambah (terjadi pengayaan ilmu). Sharing juga dilakukan dengan guru yang serumpun (masih mempunyai kaitan dengan bidang studi kita), semoga dikala mengajar kita bisa memberi citra pada akseptor didik bahwa materi yang kita ajarkan ada kaitan dengan bidang studi yang lain. Hal ini kita lakukan semoga ilmu yang dimiliki akseptor didik mempunyai jalinan keterpaduan yang memperkaya pengetahuan mereka. Pada pembelajaran IPA terpadu, meskipun masing-masing guru bertugas mengajar sesuai bidang ilmunya (biologi, fisika, kimia), namun sangat disarankan untuk mengaitkan satu sama lain semoga terlihat keterpaduannya. Akan lebih baik lagi kalau guru-guru IPA sanggup mengajarkan secara tematik.
e. Berusaha menciptakan ringkasan setiap materi pokok, baik yang berupa materi teoretis maupun rumus-rumus untuk perhitungan.
f. Berusaha mengaitkan setiap konsep yang diajarkan dengan kehidupan akseptor didik semoga tercipta pembelajaran yang bermakna (meaningful learning).
g. Berusaha merancang acara lab (praktikum / eksperimen) sederhana sendiri menurut literatur-literatur yang dibaca.
Semua kiat tersebut hanya sanggup dilakukan oleh guru yang memang mempunyai kemauan dan kesadaran yang tinggi untuk maju disertai cita-cita untuk sanggup menjadi guru yang profesional.
Sumber https://www.asikbelajar.com