Tuesday, July 10, 2018

√ Wawancara Sebagai Metode Pengumpulan Data

Wawancara atau Interview Sebagai Metode Pengumpulan Data | Istilah wawancara memang sangat familiar. Umunya wawancara sering diidentikan dengan acara wartawan untuk memperoleh gosip dari banyak sekali narasumber. Wawancara dalam sebuah penelitian juga diperuntukan untuk memperoleh gosip dari para narasumber yang nantinya gosip tersebut akan dijadikan sebagai data penelitian. Untuk memperdalam pengetahuan kita wacana Wawancara Atau Interview Sebagai Metode Pengumpulan Data simak klarifikasi berikut.


Menurut Sugiyono [2011:317]
Wawancara dipakai sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data dengan wawancara sanggup dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan sanggup dilakukan melalui tatap muka maupun dengan memakai telepon.

Menurut Esterberg [dalam Sugiyono, 2011:317-321]
Wawancara yakni pertemuan dua orang untuk bertukar gosip dan ilham melalui tanya jawab, sehingga sanggup dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Macam-Macam Wawancara:
  1. Wawancara Terstruktur. Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan niscaya wacana gosip apa yang akan diperoleh. Dalam teknik ini peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannyapun telah dipersiapkan. Dalam wawancara ini setiap responden diberikan pertanyaan yang sama. Alat bantu yang sanggup dipakai dalam wawancara antara lain tape recorder, gambar brosur dan sebagainya.
  2. Wawancara Semiterstruktur. Pelaksanaan wawancara ini lebih bebas jikalau dibandingkan dengan Wawancara terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini yakni untuk memilih permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang wawancarai di minta pendapat dan ide-idenya. Dalam melaksanakan wawancara ini pendengar secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh narasumber.
  3. Wawancara Tak Terstruktur. Adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak memakai aliran wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data. Pedoman yang dipakai dalam wawancara jenis ini hanyalah berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara niscaya data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.

Langkah-Langkah Wawancara
Lincoln And Guba Sebagaimana dikutip dalam Faisal (dalam Sugiyono,2011:322), mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
  1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
  2. Menyiapkan pokok-pokok duduk kasus yang akan menjadi materi pembicaraan.
  3. Mengawali atau membuka alur wawancara.
  4. Menginformasikan iktisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
  5. Menulis hasil wawancara kedalam catatan lapangan.
  6. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Jenis-Jenis Pertanyaan dalam Wawancara
Patton sebagaimana dikutip Melleong (dalam Sugiyono,2011:322-324) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang paling berkaitan yaitu:
  1. Pertanyaan yang berkaitan degan pengalaman.
  2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat.
  3. Pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan.
  4. Pertanyaan tertang pengetahuan.
  5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera.
  6. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi.

Alat-Alat Wawancara
Supaya hasil wawancara sanggup terkam dengan baik, dan peneliti mempunyai bukti telah melaksanakan wawancara kepada informan, maka diharapkan alat bantu yaitu buku catatan, tape recorder, dan kamera.

Menurut Kusumah [2011:77-78], wawancara yakni metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara verbal kepada subjek yang diteliti.

Keuntungan Metode Wawancara

  1. Memberi umpan balik dilihat dari sudut pandang responden.
  2. Dapat pribadi mendiskusikan duduk kasus yang muncul, dan memperoleh gosip segera.
  3. Dapat merupakan catatan mengenai episode atau suasana tertentu secara umum.
  4. Dapat membantu mengidentifikasi duduk kasus pribadi responden.
  5. Mengajak responden untuk memecahkan masalah.
  6. Dipakai sebagai materi triangulasi.
  7. Peneliti pribadi bekerjasama dengan siswa.
  8. Dapat secara pribadi mencari gosip yang dibutuhkan.
  9. Dapat dilakukan kapan saja.

Kerugian Metode Wawancara
  1. Sering tidak umum dilakukan di sekolah.
  2. Sukar bagi anak kecil untuk mencatat gagasan dan perasaannya.
  3. Responden sanggup merasa tidak lezat untuk membicarakan perasaannya kepada peneliti.
  4. Dapat sangat subjektif.
  5. Dapat menjadikan duduk kasus etnis.
  6. Memakan waktu lama.
  7. Sukar dilakukan pada anak kecil.

Sekian artikel dengan judul Wawancara Atau Interview Sebagai Metode Pengumpulan Data agar sanggup bermanfaat. Selanjutnya akan diposting mengenai Pengumpulan Data dengan Observasi.

[Sumber acuan : Kusumah Wijaya dan Dwitagama Dedi. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks | Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta]

Sumber http://www.konsistensi.com