Jenis-jenis Kata – Dalam berbahasa–bahasa apapun itu- ucapan dan kalimat selalu terdiri dari beberapa kata yang saling berkaitan satu sama lain, sehingga tersampaikanlah maksud dari apa yang hendak kita beritahukan pada lawan komunikasi, baik itu pihak kedua maupun ketiga.
Dengan kata lain, kalimat yaitu sekumpulan kata yang menjadi media untuk insan memberikan gagasan pikirannya kepada khalayak.
Kata yaitu satuan paling besar dalam morfologi (apa itu morfologi? < klik), sekaligus satuan terkecil dalam sintaksis (apa itu sintaksis? < klik).
Kamus Besar Bahasa Indonesia telah mendefinisikan ‘kata’ sebagai berikut,
Kata yaitu unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang sanggup digunakan dalam berbahasa.
Klasifikasi Kelas Kata Menurut Bahasawan
Bahasawan (para andal bahasa) telah mengungkapkan gagasan mereka dalam mengklasifikasikan kata. Tentu, tiap bahasawan mempunyai pemikirannya sendiri dan berbeda-beda. Berikut pembagian terstruktur mengenai kata berdasarkan sebagian dari mereka.
1. Aristoteles
Aristoteles mengklasifikasikan kata menjadi tiga:
- Onoma
- Rhema
- Syndeimoi
2. Di Belanda
- Valensi Morfologis, merupakan kemampuan satu morfem dengan morfem lain yang saling menempel sehingga membentuk sebuah kata.
- Valensi Sintaksis, merupakan kemampuan sebuah kata bergabung dengan kata lain sehingga membuat satu kelompok berupa kalimat yang utuh.
3. Ramlan
Ramlan memilih kelas kata dengan menggunakan kriteria makna, sintaksis, morfologi, dan campuran dari ketiga kriteria tersebut.
4. Alisyahbahana
Beliau memberikan bahwa, secara tradisional kata diklasifikasikan ke dalam kelas nomina, verba, adjektiva, adverbial, konjungsi, numeralia, pronomina, preposisi, interjeksi, dan artikula.
5. Muh. Zain
Muh. Zain kemudian lebih menyederhanakan istilah-istilah di atas dengan bahasa yang lebih bisa dimengerti. Beliau membagi / mengklasifikasikan kata menjadi sembilan:
- Kata kerja
- Kata benda
- Kata pengganti dan kata penunjuk benda
- Kata bilangan
- Kata sifat
- Kata tambahan
- Kata perangkai
- Kata penghubung
- Kata seru atau kata lukisan rasa
6. Universal
Pembagian jenis kata secara umum, dalam bahasa-bahasa di dunia (termasuk bahasa Indonesia), terbagi menjadi sepuluh jenis atau kelas kata sebagai berikut:
- Nomina (kata benda)
- Verba (kata kerja)
- Kata sifat (adjektiva)
- Pronomina (kata ganti)
- Adverbia (kata keterangan)
- Numeralia (kata bilangan)
- Konjungsi (kata sambung)
- Artikel (kata sandang)
- Interjeksi (kata seru)
- Preposisi (kata depan)
7. Moeliono
Pendapat moeliono inilah yang dianggap paling mutakhir. Ianya beropini bahwa kata sanggup diklasifikasikan ke dalam lima jenis sebagai berikut:
- Kata kerja
- Kata sifat
- Kata keterangan
- Rumpun kata benda yang mempunyai anggota kata benda, kata bilangan, kata ganti
- Rumpun kata kiprah yang mempunyai anggota kata depan, kata seru, kata sambung, partikel, dan kata sandang.
Pelik memang perbedaan bahasawan dalam pengklasifikasian kata. Namun hal itu yaitu lazim terjadi dan tidak usah jadi perdebatan, lantaran mustahil bahasawan mengungkapkan pendapat tanpa terlebih dahulu terjadi proses berpikir di dalamnya. Maka dalam bahasa Indonesia, jenis-jenis kata di atas telah dikenal secara luas.
Jenis-jenis Kata (Kelas Kata)
1. Kelas Nomina (Kata Benda)
Pertama, nomina. Atau yang lebih kita kenal dengan sebutan kata benda. Bahasawan mengartikannya sebagai kata yang mengacu pada suatu benda (baik itu benda abnormal maupun konkret).
Kata benda harus terdefinisi atau dikenali, lantaran akan berperan sebagai subjek, objek, keterangan, dan komplemen dalam kalimat.
Ada sebuah metode untuk menguji apakah suatu kata termasuk kata benda atau bukan. Caranya sebagai berikut,
- Aturan I, rumusnya kata yang diuji + yang + kata sifat
- Aturan II, rumusnya kata yang diuji + yang sangat + kata sifat
- Mobil + yang + mahal = kendaraan beroda empat yang mahal (diuji dengan hukum I)
- Buku + yang sangat + bagus = buku yang sangat bagus (diuji dengan hukum II)
- Istri + yang + setia = istri yang setia (diuji dengan hukum I)
- Rendang + yang sangat + yummy = rendang yang sangat yummy (diuji dengan hukum II)
Contoh kata yang dituliskan di atas tentulah memang senyata-nyatanya yaitu sebuah benda. Namun, jikalau diperinci lagi, kata benda bisa dibagi menjadi dua jenis kata (1) pronomina atau kata ganti, dan (2) numeralia atau kata bilangan.
- Contoh pronomina tunggal persona pertama: saya, aku, gue, daku, beta, -ku
- Contoh pronomina tunggal persona kedua: anda, kamu, loe, kau, dikau, engkau, -mu
- Contoh pronomina tunggal persona ketiga: ia, dia, beliau, -nya
- Contoh prononima jamak persona pertama: kita, kami
- Contoh pronomina jamak persona kedua: kalian, kau sekalian, anda sekalian
- Contoh pronomina jamak persona ketiga: mereka
2. Kelas Verba (Kata Kerja)
Kedua, verba. Atau yang sering kita ketahui dengan kata kerja. Bahasawan mengartikannya sebagai kata yang menggambarkan tindakan, keadaan, dan proses yang tidak termasuk kata sifat. Secara umum, kata kerja menjadi predikat dalam sebuah kalimat.
Ada sebuah metode untuk menguji apakah suatu kata termasuk kata kerja atau bukan. Caranya sebagai berikut,
- Aturan I, rumusnya kata yang diuji + dengan + kata benda
- Aturan II, rumusnya kata yang diuji + dengan + kata sifat
- Mencuci + dengan + sabun = mencuci dengan sabut (diuji dengan hukum I)
- Berbicara + dengan + lancar = berbicara dengan lancar (diuji dengan hukum II)
- Menggambar + dengan + tangan = menggambar dengan tangan (diuji dengan hukum I)
- Belajar + dengan + tekun = mencar ilmu dengan tekun (diuji dengan hukum II)
Kata kerja atau verba juga dibagi menjadi dua kelompok yang lebih kecil yaitu,
- Verba asal, yaitu verba atau kata kerja yang bisa bangun sendiri dalam satu kalimat tanpa imbuhan (afiks)
- Verba turunan, yaitu verba atau kata kerja yang menggunakan imbuhan (afiks)
Berikut yaitu pola kata kerja yang menggunakan afiks,
Bentuk | Imbuhan | Contoh |
---|---|---|
Prefiks | di- | dipakai, disimpan, dibawa, dijinjing |
ber- | bermain, berkarya, bertinju, bertanya | |
per- | perindah, perpindah, perkecil, perbesar | |
ter- | tersenyum, tertawa | |
me- | melatih, mengeluh, merasa | |
Sufiks | -i | namai, nodai, warnai |
-kan | maafkan, antarkan, rasakan | |
Konfiks | ber - an | berpelukan, berlarian |
ber - kan | bermandikan, bertabrakan | |
di - i | dicintai, disayangi, ditinggali | |
di - kan | dibuatkan, dinyanyikan | |
ke - an | kedatangan, kepergian | |
memper - | memperjelas, mempersunting, mempercantik | |
memper - kan | mempermalukan, mempertanyakan | |
me - kan | melakukan, meluruskan |
Kedua kelompok kecil di atas, dikelompokkan lagi ke bab yang lebih kecil lainnya sebagai berikut:
- Kata kerja reduplikasi yaitu kata kerja yang pengucapannya berulang baik itu dengan afiks maupun tanpa afiks. Contohnya tembak-menembak, berlari-lari, tindih-menindih, tumpuk menumpuk, dll.
- Kata kerja beragam yaitu kata kerja yang biasanya terdiri dari dua kata yang membentuk kesatuan. Contohnya terjun payung, temu wicara, siap tempur, dll.
- Kata kerja preposisi yaitu kata kerja yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu. Contohnya cinta pada, mencar ilmu di, berdiskusi tentang, menyesal atas, dll.
- Kata kerja transitif yaitu kata kerja yang memerlukan suatu objek. Contohnya minum, makan, angkat, dll.
- Kata kerja instransitif yaitu kata kerja yang tidak memerlukan suatu objek. Contohnya mundur, maju, pulang, pergi, dll.
3. Kelas Adjektiva (Kata Sifat)
Ketiga, adjektiva. Atau yang familiar kita sebut sebagai kata sifat. Bahasawan mengartikannya sebagai kata yang menggambarkan sifat, keadaan, watak, atau adab seseorang, benda, ataupun binatang.
Dalam sebuah kalimat, kata sifat cenderung berperan untuk memperjelas subjek, predikat, dan/atau objeknya. Berdasarkan bentuknya, kata sifat kemudian dibagi lagi menjadi dua bab sebagai berikut:
Kata Sifat Bentuk Tunggal
- Kata sifat bentuk tunggal yang terdapat keterangan pembanding di dalamnya menyerupai lebih baik, kurang bagus, dll.
- Kata sifat bentuk tunggal yang terdapat keterangan penguat di dalamnya menyerupai amat, sangat, terlalu, dll.
Kata Sifat Berimbuhan
Kebanyakan kata sifat berimbuhan dibuat dengan imbuhan (afiks) yang diserap dari banyak sekali bahasa di dunia yang produktif dalam bahasa Indonesia menyerupai afiks -i, al-, -iah, -if, -er, -wi, -ik, ke-an, se-nya, dll.
Berikut yaitu pola kata sifat berimbuhan,
Bentuk | Imbuhan | Contoh |
---|---|---|
Sufiks | -al, -iah, -i, -if, -is, -ik, -er, -wi | formal, rasional, konseptual, alamiah, naluriah, hewani, manusiawi, transformatif, imajinatif, imperialis, kolonialis, empirik, elektronik, parlementer, duniawi |
Konfiks | ke - an (dengan reduplikasi) | kebarat-baratan, kekanak-kanakan |
se - nya (dengan reduplikasi) | sepandai-pandainya, selama-lamanya |
4. Kelas Kata Konjungsi (Kata Penghubung)
Keempat, konjungsi. Atau yang sering kita kenal dengan sebutan kata penghubung. Bahasawan mengartikannya sebagai kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat atau dua kata. Di dalam kalimat, konjungsi berperan menjadi kata sambung atau penghubung atau konjungtor.
- Manusia bernafas dengan paru-paru yang ada di tubuhnya
- Aku sedang menulis di kamar dikala rumahnya kebakaran
- Kapal memang kondusif di pelabuhan tapi bukan itu fungsi dibuatnya kapal
- Ayah menyuruhku menabung biar punya bekal sendiri
- Adek menangis lantaran diejek temannya
5. Kelas Kata Interjeksi
Kelima, interjeksi. Bahasawan mengartikannya sebagai kata seru yang biasa digunakan untuk mengungkapkan usul perasaan yang mencakup rasa kekaguman, heran, jijik, ataupun sedih. Kata seru digunakan di dalam kalmimat perintah atau kalimat pernyataan.
- Buruan, beli kini juga
- Ayo, kita berwirausaha semenjak dini
- Sial, gara-gara angkot ngetem saya jadi terlambat
- Wah, rezekinya tiba dari arah yang tidak disangka-sangka
- Astaga, dia gres pulang pukul satu dini hari
6. Kelas Kata Artikulus
Keenam, artikulus. Atau kita sering mengenalnya dengan nama kata sandang. Bahasawan mengartikannya sebagai kata yang mempunyai kiprah sebagai penentu nomina, adjektiva, atau kelas kata yang lain. Dalam bahasa Indonesia, yang termasuk kelas kata artikulus yaitu si dan sang.
- Si maling itu dikeroyok warga sesudah ketahuan mencuri radio (si, biasanya digunakan untuk kalimat yang konotasinya negatif)
- Sang raja menunjukkan hadiah bagi siapa saja yang bisa membuatnya tertawa (sang, biasanya digunakan untuk kalimat yang konotasinya positif)
7. Kelas Kata Partikel
Kata partikel yaitu unsur kecil pada sebuah kalimat yang kemudian berfungsi untuk membentuk membuat kalimat tersebut menjadi kalimat pernyataan, pertanyaan, atau kalimat perintah.
Dalam bahasa Indonesia kata partikel mencakup -tah, -lah, dan -kah, yang digunakan dalam kalimat pertanyaan dan perintah, sedangkan -pun digunakan dalam kalimat pernyataan.
- Kah: apakah, kemanakah, bagaimanakah
- Lah: pergilah, amankanlah, lepaskanlah
- Tah: apatah, siapatah
- Pun: apa pun, siapa pun, bagaimana pun
Itulah jenis-jenis kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Apa teman-teman sudah ada pencerahan? Bila belum mari berdiskusi di kolom komentar. Selamat belajar! Semoga sukses!
Sumber https://satriabajahitam.com