Wednesday, May 2, 2018

√ Modus Penipuan Pembersihan Uang (Money Laundering) Dalam Jual-Beli Online


Jual-beli dan transaksi secara online semakin banyak ketahui dan makin banyak dilakukan oleh pengguna yang juga merupakan potensi bisnis online yang besar. Seiring dengan makin tingginya transaksi elektronik tersebut, makin banyak pula pihak-pihak yang memanfaatkan kelemahan dari sistem jual-beli melalui media internet ini, banyak sekali macam kasus penipuan juga makin marak dan variasi modus penipuan makin berkembang pula. Penipu yang melancarkan aksipun juga tak kenal pandang bulu terhadap korbannya kini ini, lengah sedikit saja bisa saja menjadi korban penipuan. Forum jual-beli dan Market Place yang makin banyak bermunculan menjadi ladang pencarian korban bagi penipu.


beli dan transaksi secara online semakin banyak ketahui dan makin banyak dilakukan oleh pe √ Modus Penipuan Pencucian Uang (Money Laundering) dalam Jual-Beli Online

Pencucian Uang
ilustrasi diambil dari koreatimes.co.kr


Banyak sekali modus penipuan yang telah dilakukan oleh penipu, modus-modus penipuan tersebut pernah dibahas dalam artikel Modus-Modus Penipuan dalam Jual-Beli Online . Nhah, kali ini modus penipuan dalam jual-beli online yang akan dibedah ialah pembersihan uang atau biasa disebut Money laundering. Praktik Pencucian Uang atau Money laundering ini banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang menggelapkan uang atau material tertentu atau bisa juga didapat dengan cara yang tidak halal dan ilegal kemudian melalui serangkaian proses yang sanggup menyebabkan bahwa uang tersebut terlihat didapat secara legal atau resmi. Namun yang dibahas disini bukanlah pembersihan uang dalam artian tersebut, melainkan modus penipuan pembersihan uang dalam jual-beli online.


Alur Kerja Proses Penipuan


Pada prinsipnya pembersihan uang disini sederhananya ialah menyebabkan uang yang didapat dengan cara ilegal dan diklaim seperti uang tersebut miliknya dan didapat dengan cara legal atau benar. Penipuan yang biasanya melibatkan 2 pihak saja yaitu pembeli dan penjual sebagai penipu, namun dalam kasus pembersihan uang dalam jual-beli online setidaknya melibatkan 3 pihak yaitu pembeli, penjual asli, dan penipu yang biasanya berpura-pura sebagai penjual gadungan. Penipu akan menghubungi korban pembeli dan penjual asli, sehabis terjadi kesepakatan, penipu akan menggiring pembeli untuk melaksanakan pembayaran ke penjual namun si penipu ini mengakui bahwa pembayaran dari korban ini ialah uang pembayaran darinya. Untuk lebih jelasnya coba kita telaah teladan kasus berikut:



Contoh kasus contohnya terdapat seorang penipu sebut saja X akan melaksanakan aksinya, ia membaca sebuah posting lapak dari seorang penjual Y yang menjual sebuah laptop seharga Rp 5.000.000 dan tetapkan laptop ini menjadi incaran. Penipu X ini kemudian menghubungi penjual dan setuju untuk membeli laptop tersebut, kemudian penipu meminta nomor rekening si penjual Y dan menjanjikan segera melaksanakan transfer uangnya. Selanjutnya penipu X ini mencari pembeli dengan membuka sebuah posting lapak fiktif bahwa ia menjual Smartphone terbaru dengan harga Rp 5.000.000 sama dengan harga laptop incarannya. Singkat kisah terdapat seorang pembeli Z membaca lapak penipu X itu dan berminat membeli smartphone fiktif tersebut.


Lanjut Cerita, disini penipu X mulai melaksanakan triknya, ia menawarkan nomor rekening bank si penjual laptop Y tadi kepada pembeli Z dan pembeli Z tentu saja menerka rekening tersebut ialah milik penipu X, kemudian tanpa ragu si pembeli Z mentransfer uang sebesar Rp 5.000.000 ke rekening tersebut dan menawarkan konfirmasi pada penipu X bahwa ia telah melaksanakan transfer. Penipu X dengan tanpa ragu menawarkan info pada pembeli Z bahwa barang segera dikirim. Kemudian penipu X konfirmasi dan mengaku pada penjual Z bahwa uang transfer yang berasal dari pembeli Z merupakan uang transfer darinya kemudian meminta penjual Y supaya segera mengirimkan laptop padanya dan tentu saja alasannya ialah sudah mendapatkan pembayaran si penjual Y eksklusif mengirimkan laptop kepada penipu X.


Dan ibarat bisa ditebak kelanjutannya. Pembeli Z akan mulai galau alasannya ialah barangnya tidak segera sampai, sementara penipu X tidak membalas sms bahkan sudah menghilang dan tidak bisa dihubungi lagi. Dalam kondisi ibarat ini pembeli Z akan panik dan segera melaporkan kasus ini ke pihak yang berwajib disertai bukti yang sah, alasannya ialah kurang tahu mengenai data diri penipu X maka si pembeli ini menganggap bahwa nomor rekening penjual Z ialah milik penipu X, maka dibuatlah laporan penipuan ini ditujukan untuk penjual Y. Kemudian pembeli Z mengajukan pemblokiran rekening, dan tentu saja penjual Y kaget alasannya ialah mendapati bahwa rekening tabungannya tidak bisa dipakai untuk transaksi. Begitulah kasus terus berlanjut, si penipu X sulit untuk dilacak alasannya ialah minimnya data diri mengenai penipu tersebut.



Dalam teladan kasus diatas terlihat bahwa penipu mencoba menyembunyikan identitasnya sebagai penjual kepada korban pembeli, dan berpura-pura dan mengaku sebagai pembeli kepada penjual asli. Kemudian si penipu menggiring korban untuk melaksanakan transfer ke penjual orisinil dan mengakui transfer tersebut ialah dari penipu tersebut, pada tahap inilah pembersihan uang terlaksana. Uang yang diterima pembeli seperti memang berasal dari penipu tersebut yang biasanya diakui penipu memakai rekening kerabat. Dan untuk semakin mengaburkan identitas, alamat tujuan pengiriman dan nama pengirimpun memakai alamat atau nama fiktif atau derma orang lain yang dikenal pelaku yang belum tentu pelaku menceritakan bencana sesungguhnya.



Pihak-Pihak yang Dirugikan dan Diuntungkan


Dalam kasus penipuan ini terang sekali secara material satu-satunya mendapatkan laba ialah pihak penipu alasannya ialah mendapatkan barang secara cuma-cuma dan pihak penjual alasannya ialah jualannya laku, dan yang mengalami kerugian secara material ialah pembeli alasannya ialah sudah mengeluarkan sejumlah nominal namun tidak mendapatkan barang yang diinginkan. Namun bukan hingga situ saja, penipu juga akan sulit dicari alasannya ialah minimnya data diri mengenai pelaku penipuan tersebut. Disisi lain pembeli harus repot melaporkan kasus penipuan ini ke pihak yang berwajib. Dan di sisi penjual bisa saja tercemarkan nama baiknya alasannya ialah rekening tuduhan ialah milik penjual, kalau pembeli menciptakan surat pembaca atau surat terbuka, nama penjual menjadi tercemar. Rekening tabungan penjual juga kemungkinan besar diblokir atau dibekukan sehingga tidak sanggup dipakai untuk transaksi.


Jika pelaku memakai derma orang lain untuk alamat pengiriman, maka orang tersebut bisa saja ikut terlibat dan dirugikan alasannya ialah tentu saja pencarian utama si pelaku ialah alamat pengiriman barang tersebut. Bahkan bisa saja dijadikan tertuduh dikarenakan membantu agresi kejahatan dan lebih buruknya bisa pula dijadikan tersangka.


Penanganan Kasus


Jika terjadi kasus penipuan pembersihan uang atau Money laundering ibarat ini cara penanganannya hampir sama dengan kasus-kasus penipuan lain. Segera kumpulkan bukti-bukti yang mendukung transaksi penipuan ibarat bukti transfer, print sms atau chat percakapan dengan pelaku dan buat screenshoot untuk semakin meyakinkan. Kemudian laporkan kasus ini ke Polres setempat, laporkan juga ke pihak bank minta untuk pemblokiran rekening dan dimediasikan dengan pemilik rekening tentu dengan membawa rekomendasi dari kepolisian. Cari tahu pemilik rekening, pihak Bank mungkin tidak akan memberi tahu, namun bisa coba search dulu data pemilik rekening di mesin pencari Google, alasannya ialah penjual yang berjualan online tentu posting lapaknya akan terindex oleh mesin pencari Google.


Lalu jangan berhenti hingga sini dan juga jangan hanya mengandalkan pihak kepolisian dan Bank, cobalah pro-aktif mencari tahu data diri dan keberadaan penipu. Buat surat terbuka atau surat pembaca di forum-forum internet dan media massa kalau memang sudah menemui jalan buntu dan tidak sanggup berkomunikasi lagi dengan pelaku penipuan. Penjual yang bahwasanya biasanya akan diberitahu bahwa ada surat terbuka yang ditujukan untuk namanya yang berasal dari nomor rekening yang digunakan, nhah mulai dari sisi pembeli dan penjual orisinil sanggup berafiliasi dan bekerja sama untuk mencari tahu data diri dan keberadaan pelaku.


Pencegahan


Untuk mencegah terjadinya kasus penipuan dengan modus pembersihan uang ini bahwasanya sama dengan pencegahan agresi penipuan jual-beli online pada umumnya. Kewaspadaan merupakan hal yang paling penting dalam setiap transaksi jual beli online. Kejelasan data diri pembeli dan penjual mutlak dimiliki masing-masing pihak sebelum melaksanakan transaksi. Oleh alasannya ialah itu, pembeli hendaknya dengan pro-aktif meminta data diri penjual sedetail mungkin sebelum transaksi dilakukan. Catat data diri penjual tersebut kemudian cari dan telusuri melalui mesin telusur, kalau terdapat track record yang jelek dan belum atau tidak terselesaikan, batalkan transaksi dengan pelaku tersebut. Jangan juga eksklusif percaya pada reputasi keaktifan atau anggota yang terverifikasi, tidak ada jaminan bahwa reputasi tersebut bukanlah penipuan alasannya ialah ID yang reputasinya manis di lembaga atau member yang terverifikasi bisa dibeli secara ilegal dengan harga murah kini ini.


Penggunaan Rekening Bersama (rekber) dan juga transaksi eksklusif atau COD (Cash on Delivery) ialah cara ampuh untuk mencegah terjadinya praktik penipuan pembersihan uang. Dengan memakai jasa rekening bersama, dana hanya bisa diteruskan ke penjual saat pembeli mendapatkan barang, dan penjual juga tetap bisa memantau barangnya hingga terkirim ke pembeli. Pihak rekening bersama juga bisa memantau jalannya transaksi. Selain itu, pihak Rekening Bersama juga biasanya menawarkan konfirmasi di lapak penjual atau melalui sms kepada penjual dimana kalau terjadi penipuan modus ini penjual orisinil tidak akan mendapatkannya.


Penipuan modus ibarat ini sangat perlu untuk diwaspadai. Jika sangat menginginkan barang dan menemukan penjual di internet, jangan terburu-buru dan gegabah untuk eksklusif tetapkan membeli dan melaksanakan transaksi. Cari tahu dahulu dengan siapa akan bertransaksi dan gunakan cara transaksi yang kondusif ibarat memakai rekening bersama atau bertemu eksklusif dengan penjual. Ini yang sangat disayangkan, banyak kasus penipuan terjadi alasannya ialah kurang waspada dan keteledoran korban sendiri. Hal ini juga diperparah dengan respon atau pemeriksaan pihak berwajib yang masih cukup rendah untuk mengatasi kasus Cyber Crime ibarat ini.










beli dan transaksi secara online semakin banyak ketahui dan makin banyak dilakukan oleh pe √ Modus Penipuan Pencucian Uang (Money Laundering) dalam Jual-Beli Online


Related Posts:


Sumber aciknadzirah.blogspot.com