Oleh lantaran adanya sistematika, maka metode pengambilan sampel dengan metode systematic random sampling ini sering digunakan dalam pengambilan sampel untuk pengendalian mutu, karena dengan penerapan metode ini dimungkinkan untuk mengetahui dengan terang sumber kesalahan yang ada.
Contoh:
Misalkan sebuah perjuangan konveksi, yg mempekerjakan karyawan dg sistem shift stiap 2 jam, akan meneliti apakah kesalahan produksi terjadi diakibatka oleh mesin (Keausan) atau oleh manusianya (kejenuhan, kelelahan dll). Untuk mengetahui hal tersebut, mka diambil sampel dengan memakai metode systematic random sampling. Hasi yg diperoleh sbb:
Kasus 1:
Pd shift pertama (jam 08.00-10.00) diketahui 2,5% produk yg dihasilkan rusak pd 30 menit pertama, 2,0% rusak pd 30 menit kedua, 2,3% rusak pd 30 menit ke tiga dan 2,5% rusak pada 30 menit ke empat. Dapat diperhatikan bahwa untuk kasus menyerupai ini seorang manajer pengendalian mutu harus segera menghentikan produksi tanpa harus menunggu shift ke dua untuk mengurangi biaya yang diakibatkan oleh kegagalan produksi. Dalam hal ini kemungkinan penyebab utama kegagalan produksi yaitu mesin dan bukan manusianya. Kesimpulan ini diambil atas pertimbangan jika faktor insan yang menjadi penyebab maka kaitannya yaitu faktor kelelahan/kejenuhan dengan berjalannya waktu. Artinya, besarnya kerusakan/kegagalan produksi berbanding lurus dengan bertambahnya waktu. Dalam hal ini tidak nampak, sehingga sanggup disimpulkan bahwa penyebab cacat yaitu mesin.
Kasus 2:
Pd shift pertama dijumpai 0,9% produk yg cacat pd 30 menit pertama, 1% produk cacat pd 30 menit ke dua, 1% produk cacat pd 30 menit ke tiga dan 1,6% produk cacat pd 30 menit ke empat. shift kedua dijumpai 0,7% produk yg cacat pd 30 menit pertama, 0,9% produk cacat pd 30 menit ke dua, 1% produk cacat pd 30 menit ke tiga dan 1,5% produk cacat pd 30 menit ke empat. Shift pertama dijumpai 0,9% produk yg cacat pd 30 menit pertama, 1% produk cacat pd 30 menit ke dua, 1% produk cacat pd 30 menit ke tiga dan 1,6% produk cacat pd 30 menit ke empat. Shift kedua dijumpai 0,9% produk yg cacat pd 30 menit pertama, 1% produk cacat pd 30 menit ke dua, 1% produk cacat pd 30 menit ke tiga dan 1,6% produk cacat pd 30 menit ke empat. Dari pengambilan sampel terlihat bahwa tingkat kerusakan semakin membesarpd 30 menit terakhirpd setiap shift. Atas dasar data tersebut dugaan sementara penyebab banyaknya produksi cacat lebih disebabkan lantaran kejenuhan pekerja sehabis mereka bekerja 1,5 jam terus-menerus. Dengan demikian jika pengambilan sampel diteruskan, maka diperkirakan akan diperoleh hasil yg sama yg menunjukkan faktor pekerja sebagai penyebab kerusakan.
Baca juga:
Cara Pengambilan Sampel pada Systematic Random Sampling untuk Populasi Terbatas (Klik Disini)
Sumber https://www.asikbelajar.com