Saturday, March 10, 2018

√ Nilai Sosial: Pengertian, Berdasarkan Para Ahli, Fungsi, Peran, Ciri, Sumber, Klasifikasi

 Salah satu bahan yang diajarkan di mata pelajaran sosiologi yaitu nilai sosial √ NILAI SOSIAL: Pengertian, Menurut Para Ahli, Fungsi, Peran, Ciri, Sumber, Klasifikasi

Nilai Sosial - Salah satu bahan yang diajarkan di mata pelajaran sosiologi yaitu nilai sosial. Nilai sosial merupakan suatu konsep ajaib di diri insan wacana apa yang dianggap baik dan dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau salah.

Baca: Jangan Mengejek Orang Gendut, Nanti Malah Kita Yang Gemuk

Pengertian Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap jelek oleh masyarakat.

Penentu apakah sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak mesti melewati proses menimbang terlebih dahulu. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebudayaan di masyarakat itu sendiri. Maka sudah masuk akal bila terdapat perbedaan tata nilai antara masyarakat satu dengan yang lain.

Pengertian Nilai Menurut para Ahli

  1. Kimball Young: Nilai ialah perkiraan yang ajaib dan sering tidak disadari mengenai apa yang dianggap penting di dalam masyarakat.
  2. A.W.Green: Nilai ialah kesadaran yang secara relatif berjalan disertai emosi terhadap objek.
  3. Woods: Nilai ialah petunjuk umum yang sudah usang berjalan serta mengarahkan tingkah laris dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
  4. M.Z.Lawang: Nilai ialah citra mengenai apa yang diinginkan, berharga, yang pantas, dan sanggup memengaruhi sikap sosial dari orang yang bernilai tersebut.
  5. Hendropuspito: Nilai ialah segala sesuatu yang dihargai masyarakat sebab mempunyai daya guna fungsional untuk perkembangan kehidupan manusia.
  6. Karel J. Veeger: Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala orang) mengenai baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Jadi, nilai ialah pertimbangan moral atau hasil penilaian.

Fungsi Nilai Sosial

Nilai sosial mempunyai fungsi tertentu di masyarakat, secara umum fungsi fungsi nilai tersebut yaitu:
  1. Sebagai media pengawas, dengan daya tekan dan daya ikat nilai sanggup menuntun bahkan menekan insan untuk berbuat baik dalam kehidupan bermasyarakat.
  2. Penentu akhir bagi orang atau grup dalam memenuhi tugas sosialnya di kehidupan bermasyarakat.
  3. Sebagai alat solidaritas bagi anggota-anggota kelompok dalam masyarakat.
  4. Membentuk pola pikir dan pola tingkah laku anggota-anggota masyarakat.
  5. Menyumbangkan seperangkat alat yang sanggup dipakai untuk menetapkan derajat sosial dari orang atau perorangan atau grup di kehidupan masyarakat.

Peran Nilai Sosial

Berikut tugas nilai sosial"
  1. Di kehidupan bermasyarakat, nilai mempunyai tugas penting yaitu:
  2. Sebagai petunjuk arah untuk bersikap/bertindak.
  3. Sebagai contoh dan sumber motivasi untuk melaksanakan sesuatu.
  4. Mengarahkan masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai yang berlaku di lingkungannya.
  5. Pendorong, pengawas, dan penekan individu untuk berbuat baik.
  6. Alat solidaritas untuk mendorong kerjasama masyarakat sehingga sanggup meraih tujuan yang tidak sanggup dicapai sendiri.

Ciri Ciri Nilai Sosial

Ciri ciri nilai sosial diantaranya sebagai berikut:
  1. Bisa memengaruhi pengembangan diri sosial
  2. Mempunyai imbas yang bermacam-macam antar warga masyarakat.
  3. Cenderung berkaitan satu dengan yang lain.
  4. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar).
  5. Merupakan cuilan dari perjuangan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
  6. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antar warga masyarakat.
  7. Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan semenjak lahir).
  8. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.


Sumber Nilai Sosial

Adanya sumber nilai sosial kepada 3 hal, yaitu Tuhan, masyarakat, dan individu.

1. Nilai yang Bersumber dari Tuhan

Sumber nilai ini diketahui melalui pedoman agama yang tertulis di dalam kitab suci. Terdapat nilai yang sanggup menawarkan pedoman dalam bertingkah laris dan bersikap dengan sesama di dalam pedoman agama.

Contoh: adanya nilai kasih sayang, ketaatan, hidup sederhana, kejujuran, dan sebagainya. Nilai yang bersumber dari Tuhan dikenal dengan nilai theonom.

2. Nilai yang Bersumber dari Masyarakat

Masyarakat bersepakat mengenai suatu hal yang dianggap baik dan luhur, kemudian dijadikannya sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari.

Artikel pendukung: Struktur Sosial
Contoh: sopan dan santun kepada orang tua. Nilai yang bersumber dari hasil janji banyak orang disebut nilai heteronom.

3. Nilai yang Bersumber dari Individu

Dasarnya memang setiap individu mempunyai suatu hal yang baik, penting, dan luhur. Contohnya gigih dalam bekerja. Seseorang menganggap bahwa kerja keras merupakan hal yang penting untuk meraih keberhasilan.

Seiring berjalannya waktu, nilai in diikuti oleh orang lain dan kesudahannya akan nilai tersebut menjadi milik bersama. Kenyataannya, nilai sosial yang berasal dari individu sering “ditularkan” dengan cara memberi contoh sikap sejalan dengan nilai yang dimaksud. Nilai yang bersumber dari individu disebut nilai otonom.

Klasifikasi Nilai Sosial Menurut Prof. DR. Notonegoro

  1. Nilai Material: sesuatu yang mempunyai kegunaan untuk unsur fisik. Contoh : sandang, pangan, dan papan
  2. Nilai Vital: sesuatu yang mempunyai kegunaan dalam aktivitas tertentu. Contoh: baju olah raga saat ada aktivitas olahraga
  3. Nilai Kerohanian: sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi batin atau nurani manusia. Contoh : akal, estetika, dan religi.


Klasifikasi Nilai Sosial Menurut Bentuknya

  1. Nilai material atau jasmani: nilai konkret. Contoh: gedung, jembatan, dan alat elektronik.
  2. Nilai immaterial atau rohani: nilai abstrak. Contoh: ideologi, politik, dan religi.
Baca: Ngakak, 7 Orang Ini Mati Karena Tertawa Terbahak Bahak

Klasifikasi Nilai Sosial Menurut Cirinya

  1. Nilai mayoritas atau penting: banyak orang yang menganut nya, lamanya orang menganut nilai tersebut, tinggi rendah perjuangan mencapai nya, pujian orang memakai nilai itu
  2. Nilai mendarah daging atau internalized value: nilai yang sudah menjadi kepribadian dan kebiasaan seseorang. Ketika dilanggar akan merasa bersalah atau kecewa. Misalnya: seorang ayah yang tidak sanggup menyelamatkan anak nya yang karam di sungai.

Sumber http://www.faktakah.com