Seorang guru yang hebat di bidang ilmu tertentu belum tentu hebat dalam mengajarkan kepada orang lain. Hal ini terbukti dikala spesialis matematika dari LIPI diminta mengajar matematika biar prestasi matematika penerima didik meningkat. Kenyataannya hebat tersebut gagal mengajar dan mengakui bahwa ia hebat dalam ilmu matematika, bukan hebat dalam mengajarkan matematika (Dedi Supriadi, 1998 : 88).
Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten yaitu guru yang bisa mengelola jadwal belajar-mengajar. Mengelola di sini berarti menyangkut bagaimana seorang guru bisa menguasai keterampilan dasar mengajar, menyerupai membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori mencar ilmu dan pembelajaran, dan melakukan pembelajaran yang kondusif.
Bagaimana kiat-kiat menjadi guru profesional biar sanggup melakukan proses pembelajaran secara optimal ? Berikut ini beberapa kiatnya.
a. Membuat perencanaan yang matang mengenai semua yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu dengan membuat silabus dan RPP.
b. Melakukan persiapan pembelajaran yang menyangkut persiapan bahan (misal membuat hand-out, ringkasan), metode yang akan diterapkan, dan media yang akan digunakan.
c. Berusaha mencari seni administrasi pembelajaran yang baru, baik seni administrasi menerapkan metode-metode pembelajaran gres yang memenuhi PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) maupun menerapkan banyak sekali ke-canggihan teknologi dalam bentuk media pembelajaran.
d. Refleksi diri setiap final pertemuan untuk melihat kekurangan dalam mengajar dan kemudian berusaha memperbaiki terus menerus. Perbaikan pembelajaran sanggup dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.
e. Senantiasa mengasah kemampuan dasar mengajar, menyerupai cara membuka pelajaran, bertanya, memberi penguatan, menjelaskan, mengelola kelas, mengeva-luasi, dan menutup pelajaran.
f. Berusaha hafal semua siswa, bukan hanya yang arif atau yang bodoh. Hal ini merupakan bentuk kepedulian dan perhatian kita pada penerima didik.
g. Piawai dalam memodifikasi metode pembelajaran diubahsuaikan dengan karakteristik penerima didik, potensi sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana, dan memper-timbangkan kemampuan akademis, tenaga, waktu, dan biaya.
h. Berusaha membuat suasana relaks dalam mencar ilmu dengan cara menyelingi banyak sekali acara menyenangkan, menyerupai mencar ilmu sambil bermain, berteka-teki, dan selingan humor.
i. Memperluas dan memperdalam bahan bimbing sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif penerima didik.
j. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil mencar ilmu secara berkesinambungan dengan banyak sekali metode evaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi tersebut untuk perbaikan kualitas pembelajaran dan perancangan jadwal remedi maupun pengayaan. Setiap hasil evaluasi dikembalikan kepada penerima didik biar penerima didik memperoleh feedback dari apa yang telah dikerjakannya.
k. Mampu membimbing penerima didik dalam pengembangan potensi akademik mela-lui kegiatan positif (misal karya ilmiah remaja) maupun potensi non akademik (misal olah raga).
Jadi, biar guru memenuhi kriteria guru yang profesional maka mereka harus senantiasa berusaha secara terus menerus memperbaiki kualitas pembelajarannya melalui pengembangan kemampuan mengajarnya, mulai dari perencanaan, pelaksa-naan, hingga pada evaluasi pembelajaran.
Sumber https://www.asikbelajar.com