A. PENGERTIAN MANUSIA PURBA
Manusia purba ialah insan yang hidup di zaman pra sejarah, dimana pada zaman tersebut manusia-manusia belum mengenal tulisan. Banyak sekali temuan-temuan insan pra sejarah yang ditemukan oleh para ahli. Mereka mengadakan penelitian-penelitian dan juga penggalian di tempat-tempat yang menjadi tempat tinggal insan purba itu sendiri. Manusia purba tersebar di dunia, baik itu di Indonesia, daratan Cina, Eropa, dan Asia.
Penggalian yang dilakukan oleh para jago tentunya menghasilkan penemuan-penemuan penting yang berkhasiat bagi ilmu pengetahuan. Para jago tidak hanya menemukan kerangka-kerangka manusia, tetapi juga menemukan fosil hewan, tumbuhan, alat-alat kuno, dan lain-lain. Dari penemuan-penemuan inilah para jago sanggup mengidentifikasi jenis dari insan purba yang ditemukan menurut ciri-ciri serta usia mereka dengan melihat lapisan bumi di tenpat ditemukan fosil-fosil tersebut.
B. MANUSIA PURBA DI INDONESIA
Menurut hasil penelitian dan juga beberapa inovasi yang dilakukan oleh para ahli, Indonesia pernah mengalami masa pra sejarah tersebut. Penelitian insan purba di Indonesia dimulai oleh Eugene Dubois pada tahun 1981. Berikut ialah jenis-jenis insan purba yang pernah ditemukan di Indonesia, yaitu :
1. Pithecantropus
Manusia purba jenis Pithecantropus merupakan insan purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecantropus ini juga sering disebut dnegan insan kera, alasannya ciri wajahnya yang mirip dengan kera. Fosil insan purba ini diperkirakan berumur 30.000 hingga 2 juta tahun.
PITHECANTROPUS |
Ciri-ciri dari insan purba jenis Pithecantropus ialah sebagai berikut :
- Berbadan tegap
- Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm
- Memiliki tonjolan kening yang tebal pada pelipis, hidung yang lebar, dan tidak mempunyai dagu
- Rahang dan otot mulutnya tidak sekuat Megantropus
- Mengkonsumsi tumbuhan dan hewan
Terdapat beberapa jenis Pithecantropus yang ditemukan di Indonesia. Pembagian Pithecantropus ini menurut tempat inovasi mereka. Adapun jenis Pithecantropus di Indonesia ialah :
a) Pithecantropus Erectus
Jenis insan Pithecantropus Erectus ini ditemukan di tempat Trinil, di tepi sungai Bengawan Solo oleh Eugene Dubois pda tahun 1890. Selain itu, fosil ini juga ditemukan di jetis, Mojokerto, di lebah sungai Brantas. Manusia ini juga sering disebut dengan insan monyet yang berjalan tegap. Fosil-fosil yang ditemukan pada ketika itu ialah tulang rahang, tengkorak bab atas, geraham, dan tulang kaki. Menurut penelitian, volume otak Pithecantropus Erectus lebih besar daripada kera, dan lebih kecil daripada insan modern sekarang.
b) Pithecantropus Mojokertensis
Sesuai dengan namanya, fosil insan purba ini ditemukan di tempat Mojokerto oleh ilmuwan berjulukan Van Koenigswald pada tahun 1936. Fosil yang ditemukan olehnya yaitu tengkorak.
c) Pithecantropus Soloensis
Manusia purba Pithecantropus Soloensis ini ditemukan di tempat Ngandong dan Sangiran, di tepi Sungai Bengawan Solo pada tahun 1931-1933 oleh Van Koenigswald dan Openorth.
2. Megantropus Paleoj4vanicus
Manusia jenis Megantropus ini ditemukan oleh Van Koenigswald pada tahun 1936-1941 di tempat Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Disebut paleoj4vanicus alasannya insan purba jenis ini berbadan tegap dan besar, atau sering disebut juga dengan insan raksasa dari jawa Kuno.
Fosil yang ditemukan oleh van Koenigswald terkait insan Megantropus ialah rahang bawah, beberapa bab tengkorak, dan gigi geraham. Menurut penelitian dari struktur giginya, insan jenis ini hanya memakan tumbuh-tumbuhan saja. Perkiraan usia insan Megantropus ialah sekitar 1-2 juta tahun yang lalu.
Van Koenigswald menganggap sebetulnya fosil Megantropus lebih renta daripada fosil Pithecantropus. Di tempat ditemukannya fosil ini, kini telah dibangun museum Purbakala. Ciri-ciri dari Megantropus Paleoj4vanicus yaitu :
- Terdapat tonjolan di bab belakang kepala
- Memiliki tulang pipi yang tebal
- Terdapat tonjolan di kening yang terlihat jelas
- Tidak mempunyai dagu dan mempunyai rahang dan otot kunyah yang lebih besar.
- Memakan tumbuh-tumbuhan
- Memiliki volume otak yang lebih kecil dari kera, dan lebih besar dari insan modern
3. Homo
Fosil insan purba jenis homo merupakan fosil yang ditemukan paling muda diantara fosil insan purba yang lain. Terdapat 2 penjabaran insan puba jenis Homo, yaitu Homo Erectus yang berarti “manusia yang berjalan tegak”, dan Homo Sapiens yang berarti “manusia cerdas”, homo sapiens inilah yang disebut-sebut sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan.
Fosil ini ditemukan sekitar tahun 1931-1934 dan mempunyai asumsi usia sekitar 25.000 hingga 40.000 tahun. Terdapat beberapa jenis insan purba Homo, yaitu :
a) Homo Soloensis
Homo soloensis ditemukan di lembah Bengawan Solo oleh Van Koenigswald dan Weidenrich pada rentang waktu sekitar 1931-1934. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak. Berdasarkan penelitian, insan Homo Soloensis mempunyai volume otak yang lebih besar dari golongan insan monyet (Pithecantropus). Fosil yang ditemukan mirip dengan penduduk orisinil Australia.
b) Homo Wajakensis
Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di tempat Wajak, Tulungagung pada tahun 1889fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan beberapa ruas tulang leher. Menurut penelitian, Homo Wajakensis sudah sanggup menciptakan alat-alat perburuan dari kerikil ataupun tulang.
C. MANUSIA PURBA DI ASIA
Fosil insan purba di daratan Asia pertama kali ditemukan pada tahun 1929-1980 di tempat Peking (sekarang Beijing, China) oleh seorang sarjana dari Kanada yang berjulukan Davidson Son Black dan Franz Waidenreich tepatnya di dalam gua Zhoukoudian (Choukoutien). Manusia purba yang ditemukan ini diberi nama sebagai Homo Erectus Pekinensis atau Sinantropus Pekinensis.
Fosil insan purba ini diperkirakan hidup sekitar 250.000-400.000 tahun yang kemudian di daratan China. Manusia purba jenis Homo Erectus Pekinensis ini mempunyai volume otak sekitar 900-1200 meter kubik dan tinggi tubuh berkisar 165-180 cm.
Para jago juga beropini sesuai dengan hasil penelitian sebetulnya Homo Erectus Pekinensis ini mempunyai ciri yang hampir sama dengan Pithecantropus yang ditemukan di Indonesia. Oleh Karena itu, jago juga menyebutnya dengan Pithecantropus Pekinensis (manusia monyet dari Peking).
D. MANUSIA PURBA DI EROPA
Manusia purba di Eropa pertama sekali ditemukan fosilnya oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman Barat pada tahun 1856 M. insan purba yang ditemukan di Jerman ini dinamakan dengan Homo Neandherthalensis (manusia purba dari Neander). Selain ditemukan di Jemran, insan purba di Eropa juga ditemukan di tempat Gua Spy di Belgia dan di Prancis. Manusia yang ditemukan di Perancis ini dinamakan dengan Parantropus Robustus atau Parantropus Transvaalensis (Homo Crp Magnon).
Menurut hasil temuan, insan purba jenis ini sudah sanggup menciptakan teknologi-teknologi gres dalam hal mempertahankan hidup. Hal ini dikemukakan atas dasar ditemukannya situs-situs Uluzzian (salah satu etnis Eropa yang berada di Italia Selatan) mirip alat memancing, proyektil, alat berburu, serta alat lainnya yang terbuat dari kerikil dan tulang.
E. MANUSIA PURBA DI AFRIKA
Manusai purba yang ditemukan di daratan Afrika ialah berjulukan Homo Africanus yang berarti (manusia dari Afrika). Fosil insan ini ditemukan oleh seorang arkeolog yang berjulukan Reymond Dart bertempat di pertambangan Taung Bostwana sekitar tahun 1924 M. pada ketika dicocokkan kembali, ternyata fosil yang ditemukan mirip dengan kerangka bawah umur dan mirip dengan kerangka yang ditemukan di daratan Australia, oleh alasannya itu, fosil ini juga dinamakan dengan Austrolapitecus Africanus.
Lalu, selang beberapa tahun kemudian, ditemukan lagi fosil kerangka insan di tempat yang sama oleh Robert Broom dengan bentuk kerangka ibarat kerangka orang dewasa.
F. Perbedaan Pithecantropus dan Homo
Terdapat beberapa perbedaan yang ditemukan antara insan purba jenis Pithecantropus dengan insan purba jenis Homo Sapiens, yaitu :
Tinggi dan berat tubuh Homo Sapiens lebih besar yaitu 130-210 cm dan 30-150 kg
- Tulang rahang dan goigi Pithecantropus lebih besar dan berpengaruh daripada Homo Sapiens
- Tulanbg kening Pithecamntropus lebih menonjol ke depan daripada Homo Sapiens
- Pithecantropus tidak mempunyai dagu (tulang rahang lurus ke depan), sedangkan Homo mempunyai dagu
- Ruang otak Pithecantropus lebih kecil dibandingkan dnegan Homo Sapiens, sehingga volume otak Pithecantropus juga lebih kecil. Ruang otak Pithecantropus kurang dari 1000 cc, sedangkan Homo Sapiens lebih.