Thursday, July 5, 2018

√ Pola Naskah Pidato Perihal Hari Jagoan (Singkat & Terbaik)

Contoh Teks Naskah Pidato Tentang Hari Pahlawan (Singkat & Terbaik) - Sangat memungkinkan apabila kita mengenang jasa-jasa para pahlawan memakai sebuah pidato yang disampaikan penuh semangat. Seperti pada pidato berikut ini.

Assalamualaikum, wr. wb.

Selamat pagi

Kepada yang terhormat kepala sekolah Sekolah Menengan Atas Negeri 10 Tanjung Sari, Bapak Chairul Ichwan, M.Pd
Yang terhormat semua guru dan staf manajemen Sekolah Menengan Atas Negeri 10 Tanjung Sari
Dan seluruh teman-teman yang saya banggakan

Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, ni’mat, taufiq serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kita sehingga kita semua sanggup berkumpul di dalam ruangan ini tanpa halangan sedikitpun dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional. 

Tidak lupa, marilah kita sampaikan sholawat beserta salam kepada nabi kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita keluar dari zaman kegelapan menuju zaman yang jelas benderang ini, semoga kita sanggup dipersatukan olehnya di dalam nirwana kelak. Selanjutnya perkenankanlah saya untuk sanggup memberikan sebuah pidato singkat yang bertemakan “Meneladani Perjuangan Perlawanan 10 November” untuk mengingatkan kita kembali akan bersejarahnya hari itu dalam kemerdekaan Indonesia.

Hadirin yang berbahagia,

Marilah kita menundukan kepala dan berdoa sejenak untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur demi membela bangsa ini dari tangan penjajah. Hening cipta mulai!

Sungguh besar jasa mereka dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan yang sanggup kita nikmati ketika ini dari belenggu penjajah selama 3.5 era lamanya. Oleh alasannya yaitu itu, pada hari ini, sempurna 10 November, marilah kita mengenang para pedahulu kita yang telah mencurahkan seluruh tenaga, pikiran dan harta mereka untuk memperjuangkan kemerdekaan negara kita ini. Mereka tidak kenal rasa takut dalam melawan para penjajah meskipun hanya memakai bambu-bambu runcing dan seni manajemen yang seadanya. Namun, semua keterbatasan itu sanggup dikalahkan oleh semangat untuk mengusir penjajah dari tanah kita ini yang telah menguras harta dan menyiksa bangsa kita.


Advertisement

Hadirin yang berbahagia,

Tepat 10 November beberapa puluh tahun yang lalu, di Surabaya, meletuslah sebuah peperangan yang dahsyat dipimpin oleh Bung Tomo melawan 30.000 pasukan bersenjata musuh. Mereka berjuang dengan gigih dan rela meneteskan darah, keringat dan air mata biar sanggup mengibarkan bendara merah-putih di Surabaya. Semangat mereka terbakar oleh sebuah pidato yang dilakaukan oleh seorang p0juang melalui sebuah radio yang dengan lantang menyeuarakan lebih baik mati daripada dijajah kembali. Mendengar pidato tersebut, seluruh arek-arek Suroboyo turun ke jalan untuk mengusir penjajah.

Meskipun, ribuan pasukan Indonesia ketika itu gugur demi mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah yang ingin kembali merampas kemerdekaan kita. Semangat yang ditularkan oleh Bung Tomo melalui pidatonya telah menggugah para p0juang di seluruh Indonesia untuk melaksanakan perlawanan yang sama. Atas keheroikannya, Bung Tomo dijadikan sebagai pahlawan nasional dan 10 November ditetapkan sebagai hari pahlawan untuk mengingatkan kita akan hari yang bersejarah itu.

Hadirin yang berbahagia,

Dalam rangka memperingati hari pahlawan ini, marilah kita meneladani semangat juang dan rela berkorban para pahlawan yang begitu besar. Kita juga harus mendapatkan tongkat estafet usaha untuk menjaga apa yang telah diwariskan kepada kita yakni, kemerdekan Indonesia.

Sudah semestinya kita bersyukur kepada Allah SWT alasannya yaitu kita tidak perlu lagi berjuang dengan mengangkat senjata atau bergerilya di tengah-tengah hutan belantara. Yang harus kita lakukan hanyalah mengisi kemerdekaan ini dengan melaksanakan hal-hal yang konkret menyerupai berprestasi, melaksanakan pembangunan, dan menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia ini.

Oleh alasannya yaitu itu, marilah kita senantiasa berdoa biar arwah para pahlawan yang telah mendahului kita diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa alasannya yaitu berkat jasa-jasa merekalah, kita terbebas dari belenggu penjajah. Kita juga harus berterima kasih kepada para pahlawan kemerdekaan ini, Terima kasih kepada seluruh pahlawan nasional, Khususnya Bung Tomo, Tentara kemerdekaan, dan warga sipil yang telah gugur di pertempuran 10 November, alasannya yaitu semangat kalian itulah kita sanggup mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Jasa-jasa kalian akan selalu abadi terukir di hati kami, penerus kemerdekaan ini.

Para hadirin sekalian!

Sebelum saya mengakhiri Pidato ini, marilah kita pekikkan semboyan persatuan dengan lantang ‘SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA” “Indonesai jaya” Semoga bangsa ini tetap dikaruniai kemerdekaan dan persatuan oleh Tuahan Yang Maha Esa dan semoag Kita semua selalu berada di bawah lindungan-nya. Amin.

Demikianlah pidato singkat yang sanggup saya sampaikan kali ini, apabila ada kesalahan ucapan atau menyinggung perasaan saya  mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kepada Allah SWT saya mohon ampun. Semoga pidato saya kali ini mempunyai kegunaan untuk kita semua.  Terimakasih atas perhatiannya dan saya akhiri.

Wasalamualaikum, wr. wb. 

Sumber http://www.kelasindonesia.com