Contoh Cerpen Persahabatan Beserta Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik - Mari kita simak teladan cerpen berikut ini, lengkap dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
RINTIK HUJAN
Hujan yang mengguyur Jakarta memaksa kakiku melangkah lebih cepat. Agak berlari saya menuju salah satu halte Busway yang berada di tempat rawamangun Jakarta timur sekitar beberapa meter dari Universitas Negri Jakarta. Meskipun jarak kampus dan rumahku beberapa kilometer, sepulang kuliah saya menentukan menaiki kendaraan umum. Mobil yang biasa ku pakai ku biarkan beristirahat dirumah. Aku ingin menikmati Jakarta dengan berjalan kaki. Kesibukan Jakarta yang bertambah pada sore hari, terkadang menjadi salah satu yang sanggup dinikmati. Orang-orang berjalan cepat, berburu dengan waktu, kesemerautan kendaraan; polusi dari knalpot kendaraan,pada saat-saat tertentu menjadi menarik. Hujan masih turun, dan Bus yang dinantikan belum juga tiba. Aku melihat 2 orang anak Sekolah Menengan Atas berlarian di tratoar bermain-main dengan lebatnya hujan. Tanpa kusadari saya tersenyum melihat mereka, dan pikiranku menerawang jauh, kembali ke 4 tahun silam, dimana saya masih berseragam putih abu-abu, masa yang menyimpan jutaan kenangan indah, perihal sosok yang sangat saya rindukan.
Hari itu sekitar selesai 2009 juga turun hujan, saya dan beliau berlari-lari kecil menuju gerbang sekolah. Gerbang itu cukup besar terdapat goresan nama sekolahku dengan aksara kapital SMAN 25 BANDAR LAMPUNG, dikelilingi oleh tembok tinggi berwarna pucat. Dia yang bersamaku yakni sahabat terbaik yang pernah saya miliki, namanya Andre Gumilang, beliau orisinil suku Lampung.Ya, ketika Sekolah Menengan Atas saya memang bersekolah di Lampung, saya pindah dari Jakarta mengikuti kedua orang tuaku. Saat itu ayah sedang membangun perusahaannya di Lampung. Andre yakni sobat pertama yang ku kenal semenjak tinggal di Lampung tepatnya sekitar 3 tahun yang lalu. Kini kami sedang menikmati masa-masa selesai SMA. Andre yakni sosok yang ceria, nakal, setia kawan, dan bekerjsama sosok yang cukup bakir bahkan lebih bakir dari aku, meskipun beliau sering bolos,nilai-nilainya sangat bagus. Tak pernah sekalipun kulihat beliau bersedih, entahlah saya anggap hidupnya selalu bahagia. Dia sering kali mangkir dari pelajaran kimia, tak pernah ku tau kemana beliau pergi ketika membolos. Dia hanya menjawab jikalau beliau pergi kesuatu tempat untuk menghindari guru atau teman-temannya. Dia yakni sosok yang hebat, beliau selalu ada di sampingku, persahabatan kami sangatlah indah.
Tapi, akhir-akhir ini beliau berubah, beliau tidak seceria yang kemarin, sering kudapati beliau sedang melamun. Aneh, tak ibarat biasanya, sering saya mencoba mengetahui bagaimana hidupnya sebenarnya, namun tidak berhasil. Meskipun kami sudah berteman semenjak kelas 1 SMA, saya tidak terlalu tau banyak perihal dirinya, karna beliau sangat tertutup untuk problem pribadinya. Dari tatapan matanya sanggup kusimpulkan bahwa selama ini ada sebuah diam-diam yang tak pernah beliau ingin siapa pun mengetahuinya, termasuk aku.
Sepulang sekolah beliau terlihat sangat tergesa-gesa.
“Dre..lo mau kemana? Buru-buru amat”. Aku bertanya sambil menghentikan langkahnya.
“gua ada urusan bim, sorry gua hari ini gak bisa ikut mencar ilmu di rumah lo”.
“iya, emang lo mau kemana? Gua anterin ya, lo keliatan pucet gitu, gua bawa kendaraan beroda empat bokap tuh”. Pintaku biar saya tau tujuannya.
“etdah..kagak usah bimo!! Gua baik-baik aja kok, Gua bisa sendiri, lo pulang aja kan udah dinantikan nyokap lo dirumah”.
Andre pribadi pergi tanpa menghiraukan hujan yang membasahi tubuhnya serta saya yang berusaha mengejarnya, beliau hilang di antara keramain, dan sempat kulihat beliau menaiki sebuah angkutan umum.
“heemm, mau kemana dia? Itu kan bukan arah rumahnya?”. Gumamku dalam hati.
Sejak hari itu beliau berubah, beliau bukan ibarat Andre yang kukenal, saya merasa ibarat ada jarak antar kami. Dia sangat jarang masuk sekolah. Sekalinya masuk, beliau seolah menghindariku. Entah sudah berapa puluh sms yang kukirim padanya namun tak ada satupun yang dibalas.
“Dre, lo ada problem apa? Lo kenapa? Kenapa lo ngehindarin gua terus? Gua salah apa sama lo? Lo udah gak mau temenan sama gua lagi?. Dre, ahad depan kita ulang tahun, gua mau lo dateng dan niup lilin bareng gua, orang bau tanah gua mau kita ngadain pesta bareng, lo bakal dateng kan? . Dre gua itu sahabat lo, apapun yang lo butuhin gua bakal berusaha bantuin lo, dan apapun yang lo mau gua bakal berusaha mewujudkannya, plis dre lo jangan hindarin gua kayak gini terus, gua kangen maen bola bareng lo, gua pengen ikut balapan motor sama lo lagi, dre semoga semua baik-baik aja”
Dan beberapa ahad sebelum ujian nasional berlangsung beliau tidak pernah lagi masuk sekolah. Aku mendapat kabar bahwa beliau pindah dan berhenti sekolah. Aku sebagai sobat merasa sangat marah, saya murka karna beliau pergi begitu saja. Dia pergi tanpa mengucapkan perpisahan, dan beliau pergi tanpa menghadiri pesta ulang tahunku. Ada rasa terhianati disini, dan beliau pergi dengan meningkalkan banyak pertanyaan di benakku. Seusai pembagian ijazah, saya kembali tiba kerumahnya yang kotor, terlihat bahwa selama ini tidak dihuni. Warga sekitar mendengar kabar bahwa beliau dan keluarganya pindah ke Jakarta, namun tak ada yang tau alamat pastinya. Hari-hari terakhir di Lampung sangat membosankan. Kemudian saya melanjutkan kuliah di UNJ, dan menentukan menetap sendiri di rumah lamaku di Jakarta timur. Hari demi hari saya berharap mendapat kabar dari Andre, sampai suatu hari di tahun 2012 saya mendapat sebuah paket. Disana tertulis namaku dan nama pengirimnya yang tak lain yakni Andre.
Kulihat box itu penuh dengan beberapa barang dan surat.
Untuk sahabatku Bimo
Bim, maaf karna gua gak pernah ngasih kabar ke lo, gua cuman gak mau ngelibatin lo dalam problem gua, maaf kalo gua gak bisa dateng ketika lo ulang tahun, gua pengen banget dateng, tapi gua gak bisa bim, hari itu gua kerumah sakit, gua harus ngikut kemoterapi, selama ini jadwal kimia kita bertepatan dengan jadwal kemo gua bim, makanya gua gak pernah ngajak lo waktu bolos. Maaf gua gak pernah ngasih tau lo keadaan gua yang sebernya, gua gak bisa ngeliat sahabat gua yang cakep kayak lo sedih. Gua pindah ke Jakarta, karna disini peralatan kemonya lebih lengkap. Gua sempet beberapa kali ngeliat lo, gua selalu ada di sisi lo bim, gua seneng alhasil lo bisa kuliah di jurusan yang lo pingin. Gua senang sempet kenal sama lo bim, makasih untuk semuanya, ini ada surat-surat yang gua bikin disetiap ulang tahun lo, ada juga kado-kado buat lo, mungkin ketika lo terima ini semua, gua udah gak ada di dunia ini bim, tapi gua bakal selalu ada di hati lo, kita akan tetap jadi sahabat bim,
Sahabatmu
Andre
Air mata tak bisa ku bendung lagi, saya menangis. Aku masih tak percaya bahwa Andre tlah tiada. Hari itu juga saya pribadi menuju alamat yang terdapat di kotak itu dan ternyata benar. Aku di antarkan oleh ayahnya ke makam Andre. Aku bersimpuh lemas dihadapan makamnya, beliau yang kunanti selama ini telah tiada. Lagi-lagi hujan turun menemani kesedihanku.
“hey,kak bimo..kok ngelamun aja sih,ayok naik tuh busnya udah sampe”.
Aku disadarkan oleh Tiara, sosok bagus yang menemani hariku kini, hujan telah reda. Makasih Andre, kamu telah mengajarkan banyak hal pada ku, perihal arti persahabatan yang sebenarnya, perihal usaha hidup dan perihal cara mensyukuri apapun keadaan kita sekarang. Aku akan selalu mengenangmu di setiap rintik hujan yang turun,hujan yang hadir di ketika pertemuan pertama dan terakhir kita.
END
Unsur-Unsur Cerpen
Unsur Instrinsik
1. Tema : Persahabatan
2. Latar (Setting)
Waktu : Sore hari (Kesibukan Jakarta yang bertambah pada sore hari, terkadang……), 2009 selesai (Hari itu sekitar selesai 2009 juga turun hujan……..)
Tempat : Halte Bus (aku menuju salah satu halte Busway yang berada…….), Sekolah (….berlari-lari kecil menuju gerbang sekolah), Makam (Aku bersimpuh lemas dihadapan makamnya)
Suasana : Riang : (……….bermain-main dengan lebatnya hujan), Sedih : (Air mata tak bisa ku bendung lagi, saya menangis…..), Marah : (Aku sebagai sobat merasa sangat marah, saya marah………)
3. Alur (Plot): Alur mundur
4. Tokoh : Aku (Bimo), Andre Gumelar
5. Penokohan: Aku : Sangat sayang dan perhatian terhadap sahabat, Andre : Pintar, baik, ceria, bandel dan tertutup
6. Sudut pandang : Orang ke dua tunggal
7. Gaya bahasa :
Dalam karangannya penulis menggunakan:
Majas : (Mobil yang biasa ku pakai ku biarkan beristirahat dirumah), (……masa yang menyimpan jutaan kenangan indah)
bahasa sederhana dan sehari-hari (“etdah..kagak usah bimo!! Gua…….)
8. Moral Value :
Janganlah meninggalkan sahabat meskipun dalam keadaan senang maupun murung alasannya sahabat yakni orang yang akan selalu ada di samping kita.
Unsur Ekstrinsik
1. Nilai-nilai dalam cerita
Nilai moral : Nilai ini ditunjukan ketika tokoh saya merasa khawatir dengan apa yang terjadi terhadap tokoh Andre.
Nilai persahabatan : Andre tetap mengingat tokoh Aku meskipun beliau dalam keadaan susah.
Nilai sosial : Tokoh Aku mengunjungi makam Andre.
Nilai budaya : Tokoh Aku merayakan ulang tahunnya dengan mengundang Andre.
2. Latar belakang penulis :
Cerita di atas merupakan salah satu kisah pengalaman hidup dirinya yang diceritakan dengan versi berbeda. Penulis ingin memberikan kepada para pembacanya bahwa persahabatan indah sesungguhnya masih ada di tengah-tengah kehidupan yang modern ini. Penulis juga ingin memberikan bahwa sayangi dan jangan pernah meninggalkan sahabat dalam keadaan apapun.
Sumber http://www.kelasindonesia.com