Friday, May 4, 2018

√ Ucapan Selamat Natal Dari Muslim, Bolehkah?

Ucapan Selamat Natal dari Muslim, Bolehkah? – Boleh atau tidaknya seorang muslim mengucapkan ‘selamat natal’ untuk umat kristiani selalu menjadi topik hangat setiap tahunnya. Tidak beda dengan perayaan tahun gres masehi, valentine day, dll.


Lantas banyak yang bertanya bagaimana perilaku terbaik kita, sebagai muslim, dalam menghadapi hal tersebut?


Untuk itu, saya merasa perlu untuk sedikit menyatakan perilaku saya dengan menjelaskan tingkatan-tingkatan cinta dari seorang Muslim dan siapa saja yang berhak menerimanya secara berurut.


Kalau yang sudah tahu atau malas baca, diskip aja ke poin 5 langsung. Tapi lebih baik dibaca, sih … 🙂





Tingkatan-tingkatan Cinta Menurut Ibn Qayyim




 Boleh atau tidaknya seorang muslim mengucapkan  √ Ucapan Selamat Natal dari Muslim, Bolehkah?Tingkatan-tingkatan cinta ini pernah dituliskan oleh Ibn Qayyim di salah satu bukunya.


1. Tatayyum


TIngkatan cinta yang pertama yakni tatayyum; yang berhak mendapatkan cinta ini hanyalah Allah swt. saja. Tidak ada yang lain.


Inilah tingkatan cinta tertinggi. Sebagai seorang Muslim, cinta kepada Allah haruslah menjari prioritas paling utama sebab, tanpa mencintaiNya … kita ini siapa?


Allah itu pencemburu sampai-sampai Ust. Salim A. Fillah dalam bukunya menulis, “Cemburunya Allah lebih dahsyat dari cemburunya seorang suami yang melihat orang lain di antara kedua paha istrinya!”


“Dan diantara insan ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka menyayangi Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jikalau seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu (yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah) mengetahui dikala mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Qs.2:65)

Bagaimana menyayangi Allah? Bertaqwa. Menjalankan setiap perintahnya dan menjauhi larangannya.


2. ‘Isyk (mesra)


Tingkatan cinta yang kedua yakni ‘Isyk; yang berhak mendapatkan cinta ini yakni Rasulullah saw., kekasih kita yang telah sudi turun kembali ke langit dunia, bahkan sehabis hingga di Sidratul Muntaha.


Dia yang telah mengajarkan kita adab-adab kepada sesama muslim, kepada sesame manusia, bahkan hingga ke binatang dan flora sekali pun.


Mogok makan kita kalau tak ada ‘si dia’. Kemana-mana harus bareng ‘si dia’. Kita harus sanggup melatih cinta ini. Kita harus makan dengan -syari’at- Rasulullah; jalan-jalan dengan -syari’at- Rasulullah. Dan harus. Dan harus.


Bagaimana cara menyayangi Rasulullah saw.? Menjalankan setiap sunnah-sunnahnya, bershalawat, dan menyayangi pula ahlul bayt-nya.


3. Syauq (rindu)


Tingkatan cinta yang ketiga yakni syauq; yang berhak mendapatkan cinta ini yakni sesama mukmin; cinta kepada orang-orang shaleh atau ‘ulama. Karena Nabi saw. pernah bersabda bahwa setiap mukmin itu yakni saudara, dan ‘ulama … yakni pewarisnya.


Jadi patut untuk kita sebagai seorang muslim untuk menyayangi mereka. Mencintai orang-orang yang beriman.


4. Shahabah (ukhuwah Islamiyyah)


TIngkatan yang keempat yakni shahabah; yang berhak meneriman cinta ini dari kita yakni muslim secara keseluruhan secara lebih luas. Sebab, betapa banyak yang islam tapi belum melakukan tuntutan dan tuntunan yang ada di agama Islam.


Parameter atau batas seseorang dikatakan seorang muslim yakni telah sama-sama mengucapkan dua kalimat syahadat, tanpa melihat batas teritori.


Mungkin saya juga termasuk. 🙂


5. ‘Ithf (simpati)


Tingkatan selanjutnya, yakni yang kelimat yakni ‘ithf; yang berhak mendapatkan cinta ini yakni sesama insan tanpa melihat ras, batas teritori, bahkan agama sekalipun.


Islam melalui Rasulullah saw. menjadi rahmat bagi semesta alam, bukan bagi muslim atau mukmin saja. Maka orang non-muslim juga berhak mendapatkan simpati dari kita sebagai bukti bahwa kita yakni orang-orang yang ter-rahmati.


Di sinilah kemudian Allah swt. meletakkan kewajiban kita untuk berdakwah islamiyyah, yakni mengajak pada kebenaran Islam.


6. ‘Alaqah / Intifa (hubungan – ikatan biasa)


Tingkatan yang keenam yakni intifa; dan ini yakni serendah-rendahnya tingkatan cinta; yang berhak mendapatkan cinta ini yakni materi.


Sebab kecintaan pada bahan seringkali menggelincirkan dan menyesatkan kita dari menyayangi Allah. Bahkan tidak jarang, cinta pada bahan (misalnya uang) mengalahkan kecintaan pada Allah. Ini celaka.


Cintai bahan seperlunya saja, alasannya yakni bahan tidak akan dibawa mati. Kalau hilang, biarlah, jangan hingga melalaikan dari kiprah yang sesungguhnya menjadi inti dari penciptaan kita ke dunia, yakni beribadah kepada Allah swt.




Ucapan Natal dari Seorang Muslim?




 Boleh atau tidaknya seorang muslim mengucapkan  √ Ucapan Selamat Natal dari Muslim, Bolehkah?


Inilah inti dari goresan pena ini. Saya berpihak pada lebih banyak didominasi dan ‘ulama yang beropini bahwa mengucapkan ‘selamat natal’ itu dihentikan dan sanggup menggelincirkan aqidah.


Siapa saya menafsirkan secara serampangan dibandingkan mereka yang telah mengkaji, mengaji, membaca, dan merasa ter-tanggung jawabi menjaga umat?


Kenapa? Sebab dengan mengucapkan ‘selamat natal’, itu berarti kita, muslim, menyetujui kelahiran Nabi Isa as. dan penganggapannya sebagai anak Tuhan (atau Tuhan?).


Mengucapkan kata-kata tersebut hampir sama kasusnya dikala non-muslim mengucapkan syahadat. Kurang lebih begitu.


Nah, jadi perilaku apa yang sebaiknya kita lakukan? Seperti yang ditulis di atas tadi, non-muslim juga berhak mendapatkan simpati dari kita, maka ucapan selamat natal yang paling kondusif adalah.


“Saya berbahagia atas perasaanmu yang bahagia.”


Sudah. Itu saja. Bagiku agamaku, bagimu agamamu. Kita saling bersimpati sesama insan dan saling toleransi.


Kiranya itu saja, mohon maaf bila keliru. Mari menjadi manusia-manusia yang tenang dan menghindari perdebatan, alasannya yakni saya tahu ada juga di sana yang tidak ambil pusing perihal apa yang diucapkan lisan, asal di dalam hati beriman.


Hanya saja, kita tidak hidup bersama orang-orang yang terbuka dan memahami secara dalam. Berpikirkan anti-mainstream, tapi bertindaklah mainstream. Gimana? Menjaga perasaan mereka yang tak oke mengucapkan sehingga perdebatan sesama muslim sanggup terhindarkan, tetapi juga menghargai mereka yang berbeda keyakinan dalam hal agama dengan mengucapkan kata-kata di atas. Semoga.


Tags: ucapan selamat natal dari muslim, kata kata ucapan natal terbaik, ucapan natal dalam bahasa inggris, ucapan natal dan tahun gres 2016, kartu ucapan selamat natal, kartu ucapan natal, kata mutiara natal, tumpuan ucapan selamat natal, kata kata mutiara menyambut natal



Sumber https://satriabajahitam.com