Contoh Cerpen wacana Persahabatan Sejati - Sebuah kisah persahabatan, ialah sangat menarik bila dituangkan ke dalam sebuah cerpen, menyerupai pada referensi berikut ini.
Persahabatan
Dewi ialah seorang gadis yang sangat terkenal baik di lingkungan rumahnya maupun di sekolah. Dia ialah orang sangat pintar, menyenangkan, dan selalu berbuat baik dengan semua orang. Kepopuleran Dewi tersebut tidaklah terjadi secara kebetulan alasannya semenjak beliau kecil, Dewi selalu berusaha untuk menjadi orang yang baik dan ramah kepada semua orang yang ditemuinya. Bahkan beliau pun mengundang seluruh sahabat – sahabat yang ada di sekolah dan lingkungan rumahnya untuk menghadiri pesta ulang tahunnya. Begitu pula ketika beliau diundang tiba ke pesta ulang tahun temannya, beliau selalu tiba dengan membawa hadiah yang sangat special.
Dewi terihat menyerupai seorang gadis yang sibuk dengan sahabat – temannya yang sangat banyak. Bahkan beliau hampir tidak mempunyai kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama seorang temanpun alasannya sangking banyaknya sahabat yang mengelilinginya. Namun, Dewi tetap merasa sangat beruntung alasannya tidak ada gadis lain menyerupai dirinya yang mempunyai begitu banyak sahabat di sekolah dan di lingkungan rumahnya.
Namun, semua itu berubah ketika Hari Persahabatan Nasional tiba. Pada hari itu, seluruh orang di sekolah merayakanya dengan sangat besar hati bersama sahabat mereka masing – masing. Pada hari itu, setiap orang di sekolah harus menciptakan tiga hadiah special untuk diberikan kepada tiga sahabat terbaik mereka. Dewi pun merasa bahagia dengan begitu beliau dapat menunjukkan hadiah kepada sahabatnya. Namun, ketika beliau telah mempunyai tiga buah hadiah yang akan beliau berikan kepada sahabat – temannya, Dewi merasa gundah untuk menunjukkan hadiah tersebut kepada siapa alasannya sahabat yang dimiliki sangatlah banyak.
Pada jadinya Dewi menentukan untuk menambah kado tersebut dan membagikannya kepada seluruh sahabat sekelasnya. Namun, ketika semua hadiahnya telah diberikan kepada teman-teman sekelasnya, tak ada seorang pun yang menunjukkan kado sebagai hadiah persahabatan kepada Dewi. Dia pun merasa sedih, dan menangis.
“Bagaimana ini dapat terjadi?, padahal saya mempunyai banyak teman, tetapi tak ada satupun yang memberiku hadiah persahabatan,” tangis Dewi dalam kesendiriannya.
Begitu banyak perjuangan yang dilakukan oleh Dewi untuk menciptakan begitu banyak teman, dan pada jadinya tidak ada satupun yang menganggap dirinya sebagai sahabat mereka.
Teman – sahabat sekelasnya tiba dan mencoba untuk menghiburnya, tetapi mereka hanya menghiburnya untuk sementara waktu dan kemudian meninggalkannya dan kembali kepada sahabat mereka masing – masing. Hal ini persis menyerupai apa yang telah Dewi lakukan kepada mereka sebelumnya, tiba hanya untuk sesat dan kemudian pergi dengan temannya yang lain.
Di tengah – tengah kesedihannya itu, Dia menyadari sesuatu bahwa selama ini beliau berusaha untuk menjadi sahabat yang baik sehingga mempunyai banyak sahabat dan kenalan di luar sana, tapi tak seorang pun yang mengagapnya sebagai sahabat sejati. Padahal, beliau telah berusaha untuk tidak berdebat dengan siapa pun, ia juga mencoba untuk selalu memperhatikan mereka, tetapi kini beliau menyadari bahwa hal tersebut tidaklah cukup untuk menciptakan sebuah persahabatan sejati.
Dewi kemudian pulang dengan perasaan yang sedih. Ketika beliau telah hingga di rumah, beliau menangis di pelukan ibunya. Dia menceritakan semua masalahnya, dan juga bertanya kepada ibunya di manakah dirinya dapat menemukan seorang sahabat sejati.
“Mah, saya ingin sekali mempunyai sahabat. Beritahu saya dimana menemukan seorang yang benar – benar menganggapku sebagai sahabat,” tanya Dewi dengan berlinang air mata.
"Dewi, Sayang, kau tidak dapat membeli sahabat hanya dengan senyum atau kata-kata yang manis saja. Jika kau benar-benar menginginkan sahabat sejati, maka kau harus menunjukkan kasih sayang dan menghabisi batu bersama mereka baik di waktu sedih maupun senang, alasannya sahabat ialah orang yang selalu berada di sisi kita di ketika sedih maupun duka,” terang ibunya.
"Tapi saya menginginkan semua sahabat – temanku menjadi sahabat sejatiku! Bagaimana dapat saya membagi waktuku untuk semua orang!” protes Dewi.
"Nak, kau ialah seorang gadis yang anggun dan baik, meskipun kau mempunyai sahabat yang sangat banyak, kau tetap tidak dapat menjadi sahabat bagi semua orang alasannya kau tidak akan dapat menunjukkan waktu mu kepada semua orang. Mereka hanya akan menjadi sahabat dan kenalanmu alasannya hanya ada didekat mereka saja tidak cukup untuk menjadikanmu seorang sahabat,” jawab ibunya sambil mengelus rambut Dewi.
Mendengar perkataan ibunya, Dewi jadinya memutuskan untuk mengubah pandangannya wacana sahabat dan sahabat selama ini.
Malam itu, Dewi berpikir wacana apa yang dapat beliau lakukan untuk mendapat seorang sahabat di daerah tidurnya. Dia teringat perkataan ibunya bahwa seorang sahabat ialah orang yang selalu berada di sisi dan membantu baik dalam keadaan sedih maupun sulit. Kemudian beliau berpikir wacana ibunya.
Ibunya ialah orang yang selalu membantu dan berada di sisinya baik suka maupun duka. Ibulah yang selalu mendengarkan permasalahan, selalu memaafkan dan juga sangat menyayangi dirinya, kemudian Dewi tersenyum dan menyadari bahwa selama ini beliau sudah mempunyai sahabat terbaik yang beliau impi – impikan.
Sumber http://www.kelasindonesia.com