Wednesday, April 4, 2018

√ Dr. Curhat

 Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi √ Dr. Curhat
sumber: FP Sintesa

Saya katakan … Saya besar hati masuk Pesantren Sintesa.


Kenapa? Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi.


Saya, selain bergelar Sarjana Manusia, juga bergelar Dokter Curhat.


Jangan tanyakan gelar Dr. Curhat ini Saya dapatkan dari mana. Yang terperinci ini hasil jerih payah menempuh pendidikan hingga jenjang S3.


S1, SDN Dadaha 1 Tasikmalaya; S2, SMPN 4 Tasikmalaya; S3, SMKN 2 Tasikmalaya. Jadi, Sintesa ini Saya anggap institusi pendidikan di mana Saya menempuh pendidikan jenjang S4. Ya … awalnya sama-sama abjad S, kan?


Gelar yang akan Saya dapatkan ialah –izinkan Saya mengarangnya- S. Eo. Setuju? Harus lah … manis juga jikalau lulus dari Sintesa ini bikin izajah masing-masing. Pft.


Ini sekadar saran, pada siapa saja yang ingin senang dengan cara-cara sederhana. Cobalah bahagiakan diri dengan gelar-gelar buatan.


Seperti di postingan pertama, Saya menulis, “Biarkan Saya membahagiakan diri dengan gelar S. Ma; Sarjana Manusia.” Maka, buatlah gelar yang mempresentasikan diri Kamu. Jangan malu apalagi gengsi.


Saya pernah melihat foto yang, sungguh, menciptakan pikiran ini berkata, “Dia orang paling bahagia.”


Apa sebab?


Sebabnya, dia menyematkan gelar Sp. Tb. di ujung namanya. Kamu tahu Sp. Tb. Itu kepanjangannya apa? Ya, Spesialis Tambal Ban. Dia bahagia. Saya yakin.


 Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi √ Dr. Curhat
sumber: dari aneka macam sumber

Atau menyerupai Mas Handsome yang, meskipun kemarin orisinil diwisuda, menggelari dirinya tidak dengan gelar resmi S. Kom. pertolongan kampus.


“Malu pakai gelar dari kampus jikalau tidak sanggup apa-apa.” jawabnya, saat Saya tanyakan, “Kenapa?”


Jadi kemarin itu dia bilang bahwa, gelarnya ialah B. Sm; Bukan Sekadar Motivator.


Mantap, kan? Mantap, dong. Pft.


Mas Ippho ‘right’ Santosa juga, jikalau tidak salah, dalam bukunya 7 Keajaiban Rezeki menggelari dirinya Ph. G; Pengusaha Gila.


Valentino Rossi digelari The Doctor bahkan tanpa pernah menciptakan skripsi, maka Saya tidak akan meminta izin pada siapapun untuk menambah-nambahi gelar di ujung nama Saya.


Apa alasan Saya digelari Dr. Curhat?


Ya … karena, mungkin, paling sering dijadikan daerah pembuangan problem rekan-rekan. Utamanya memang rekan-rekan kampus. Meskipun ada juga rekan Sekolah Menengah Pertama dan SMK; sekadar meminta pendapat perihal masalahnya.


Kamu juga bisa. Asalkan terbiasa menjadi pendengar yang baik.


 Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi √ Dr. Curhat
sumber: i.imgur.com

Menjadi pendengar yang baik itu penting, lho, dan harus dipelajari dari sekarang. Apalagi jikalau Kamu laki-laki yang nantinya akan jadi suami. Perlu ilmu perihal mendengarkan curhat …


… lantaran istri itu tabiatnya banyak cincong dan selalu mengulang-ngulang permasalahan yang sama.


Dr. Curhat; Saya tidak tahu teorinya menyerupai apa, tapi yang selalu Saya lakukan ialah –berusaha- menyentuh hati orang lain. Agar nasehat-nasehat tekstual, yang banyak tertulis di buku dan kitab suci maksudnya, dirasa menyerupai air hangat yang mengguyur kulit gatal. Nikmaaat.


Kurang lebih menyerupai ini …



Jadikan Diri Kita Seperih Sepenanggungan


Dalam ilmu komunikasi ada yang namanya teknik mirroring. Saya tahu teknik ini dari seorang trainer yang sedang menambah jam terbang dengan blusukan. Beliau lulus dari aneka macam forum training, salah duanya yaitu Youthcare Internasional dan Neuro Linguistik Programming tersertifikasi.


Kata beliau, mirroring ialah menyamakan situasi kita dengan lawan bicara; tidak hanya dari cara berbicara, tapi bahkan hingga posisi saat berbicara, juga intonasi.


 Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi √ Dr. Curhat
sumber: justtheassistant.files.wordpress.com

Bagi Saya hal tersebut sangat susah. Serius.


Ketika lawan bicara jongkok, ikuti jongkok; mereka ngupil, ikuti ngupil; mereka kentut … jangan tutup hidung. Katakan, “Semerbak, harum dalam segala maknanya.”


Ea.


Kenapa harus menduplikasi lawan bicara? Agar ada perasaan dan persamaan yang terjalin sehingga, sehabis itu, kita sanggup –sedikitnya- mencicipi perasaan lawan bicara. Kalau lawan bicara stress, posisikan diri sebagai orang yang gres sembuh dari stress. Atau sebagai orang yang lebih stress.


Begitu pun di media umum yang memakai bahasa tulisan.


Yang sering Saya lakukan ialah menyamakan gaya bahasa. Misalkan lawan bicara memakai ‘Loe-Gue’ Saya ikuti itu; jikalau pakai ‘Saya-kamu’, menyerupai Rangga dan Cinta “Yang Kamu lakukan ke Saya itu … Jahat.” usahakan sesuaikan.


Hal tersebut akan menghipnotis psikologi lawan bicara, sehingga mereka merasa bahwa kita seperih sepenanggunan, masalah-masalah yang diceritakan pun lambat laun mengalir lantaran musababnya. Lebih terbuka.


Coba saja.


Jangan Memberikan Solusi Kalau Tidak Diminta


Kalau dicurhati biasanya gatal ingin memberi solusi. Itu adalah, berdasarkan Saya, kesalahan yang cukup tidak sanggup dibenarkan. Pasalnya, tidak semua orang yang curhat itu meminta solusi. Banyak dari mereka hanya memerlukan indera pendengaran untuk mendengarkan masalah-masalahnya …


 Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi √ Dr. Curhat
sumber: effectivephilanthropy.org

… bukan lisan yang tidak sopan dan sok tahu.


Ini serius. Coba baca bukunya John Gray, Ph. D yang judulnya Men Are from Mars, Women Are from Venus, Kamu akan tahu perbedaan psikologi seorang laki-laki dan wanita, cara mereka memberikan masalah-masalahnya, apa yang sering dilakukan …


… serta cara-cara mengatasi mereka. Sebenarnya masih banyak. Tapi Saya lupa. Saya belum hafidz, masih muraja’ah terus.


Manusia itu unik. Dan mempelajarinya sungguh asik.


Benarkan Setiap Perkataan


Benarkan setiap perkataan mereka, seolah-olah kita berada di pihaknya. Itu akan menciptakan lawan bicara semakin terbuka dengan masalah-masalah mereka.


Tujuannya ialah menyentuh hati.


Ketika hatinya sudah tersentuh, maka gampang sekali untuk memperlihatkan instruksi dan nasehat.


 Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi √ Dr. Curhat
sumber: scmp.com

Kemungkinan besar, lawan bicara akan nurut dan melaksanakan saran-saran yang diberikan, selama saran itu disampaikan dengan bahasa yang tidak menyalahkan.


Maka sekali lagi, penting untuk membenarkan masalah-masalah lawan bicara agar, minimalnya, hati mereka terangkat dan membukakan pintunya.


Masuklah Kamu dari sana.


Berikan Pujian Tulus


Pujian itu penting. Setiap insan menyukai pujian. Maka salah satu cara menyentuh hati lawan bicara ialah memuji dengan tulus.


 Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi √ Dr. Curhat
sumber: i.kinja-img.com

Pujian itu sanggup mengubah kehidupan orang lain seketika.


Tidak terkecuali bagi Stevie Wonder, musisi legend yang buta. Awal perubahan hidupnya ialah lantaran dipuji memiliki pendengaran yang lebih peka dari orang kebanyakan.


Nah, dalam rangka menjadi pendengar curhat yang baik pun, penting untuk memperlihatkan kebanggaan …


… kebanggaan atas ketegarannya mengatasi problem sendirian. Pujian atas keinginannya menuntaskan problem itu. Pujian atas keterbukaannya. Apapun.


***


Saya lupa lagi. Tapi secara garis besar hal-hal di atas yang sering Saya lakukan.


Sebenarnya, hingga kini Saya tidak pernah merasa sanggup menuntaskan problem orang lain. Tapi, perjuangan untuk menanyakan keadaan mereka selalu Saya lakukan.


Mungkin dari seringnya memberi perhatian itu … mereka menggelari Saya Dr. Curhat. Duh.


Tapi jujur, akhir dari seringnya mengaplikasikan teknik-teknik di atas, ada keterikatan –lebih- yang terjalin antara Saya dan rekan-rekan yang ‘berlangganan’, sampai-sampai kemarin, sekira tiga hari sebelum berangkat ke Sintesa …


… rekan-rekan Saya, laki-laki, menangis agak sesenggukan, melepas. Katanya, takut tidak ada lagi yang mengingatkan.


 Karena Saya sanggup mendapatkan gelar gres lagi √ Dr. Curhat
sumber: 1.bp.blogspot.com

Saya bergetar. Lalu kembali meniatkan perjalanan ke Sintesa ini bukan untuk diri sendiri.


Terimakasih, telah mendapatkan orang menyerupai Saya, yang tidak punya apa-apa.



Sumber https://satriabajahitam.com